Oleh :Miquiel Takimai
Orang Papua pada umumnya, “meyakini” bahwa aiwa dapat menarik seseorang (laki-laki/perempuan) untuk menjadi pacarnya. Aiwa merupakan suatu bahan tertentu mempunyai suatu daya tarik yang kuat jika cintanya tidak diterima. Ya, semacam “obat” pemikat hati lah. Tong tra akan bahas mengenai cara menggunakan “barang itu”, tetapi akan dibahas daya tarik yang bikin orang yang pernah mengalami terasa, jatung mo tacopot ka, cinta mati sampe mo gila ka. Itu menurut cerita dari yang pernah mereka alami. Tetapi, sebenarnya, jika berpikir secara rasional, tra masuk akal. Terlepas dari itu, kali ini yang lebih nyata, yang bukan main punya. AI, ia bekerja sangat rasional dengan daya tarik yang sama, bahkan lebih dari pada itu. Ia bekerja melalui algoritma yang disusun secara matematis sehingga kita dapat menikmatinya sekarang melalui gawai (hp). Mengapa, saya katakan daya tariknya lebih kuat, coba koyang biasa pegang hp, tra usa gunakan selama seminggu, ko akan rasa trada hidup lagi.
***
Siang pukul malam, pagi pukul sore, tong tra habis-habisnya bercumbu dengan jendela dunia yang ada di dalam genggaman tangan torang. Hiraukan lapar, hiraukan janji, dan hiraukan segalanya hanya demi dia. Kita selalu dengar slogannya adalah wadah media sosial tetapi yang kita buat seakan media individual. Kosedang pacaransaja sibuk sendiri. Kemudian, awalnya bagus-bagus bakukenalan lewat gawai, tetapi setelah baku ketemu, keduanya sibuk sendiri. Yah, mungkin hp itu lebih nyaman untuk diolok-olok, dipencet-pencet dengan jari karena ia tidak akan merasa tersinggung yang buat ko nyaman main-main dia. Apalagi, diskusi, “Bikin kepala pusing” mungkin itu yang ko ungkap dalam diam tapaku pada gawai. Sudah begitu, ratusan ribu keluar hanya untuk datang kepada kotak persegi panjang setiap bulannya. Bagi generasi milenial, dahulu, ketika kodapat uang yang pertama ko pikir untuk membeli peralatan belajar tetapi, sekarang tidak. Yang paling pertama dan utama adalah pulsa data. Kojuga akan berfikir untuk membeli buku tetapi sekarang sudah “tidak terlalu penting”, ada iternet too. Tong lupa kalo, kita ini makhluk sosial yang selalu saling berhubungan satu sama lain. Mereka menciptakan alat ini untuk memudahkan berkomunikasi tetapi kenyataannya tidak. Malahan slogan yang tepat buat keadaan ini adala, yang jauh mendekat, tetapi yang dekat menjauh.
Tetapi, pertanyaannya mengapa kita begitu terpanah dengan dengnnya? Pada hal yang paling ko cinta, pacarmu, orang tuamu, sahabatmu, teman seperjuanganmu, dll yang ko harap besar sebelum bertemu mereka sudah ada di samping, tetapi setelah ko di depan mereka, dengan mudahnya ko gantikan posisi mereka. Yah, mungkin perasaan cintanya lebih berkali-kali lipat? Nah ini pertanyaan yang akan diulas dalam tulisan ini. Tetapi, sebelum lanjut, kita akan membahas tante satu, da pu nama Sophia.
Robot Sophia
Beberapa waktu lalu, sa menyaksikan Aktris Will Smith yang bacerita dengan Sophia melalui akun youtubenya[1] yang ia kasi naik (unggah) pada tanggal 29 Maret 2018. Walaupun, sebelumnya saya pernah membaca dan mendiskusikan tentang Sophia tetapi, ada hal yang membuat penasaran ingin menonton percakapan mereka. Beberapa diantaranya, mengenai jawaban-jawaban yang dikatakan dan ekspresi muka yang ditampilkan oleh robot Sophia yang sangat mengejutkan, seperti seorang manusia. Terutama, bagian tes perasaan cinta dengan ingin memberikan ciuman oleh Smith, dijawab dengan, “Saya pikir kita bisa menjadi teman. Mari kita saling mengenal saja. Ko sudah menjadi teman saya sekarang.” Kemudian, sophia amenunjukkan ekspresi keheranan agak malu ketika melihat ekspresi Will yang tampak kecewa atas penolakannya.
Robot sophia mulai diaktifkan pada 19 April 2015 menggunakan pengenalan suara pengenalan suara Google Chrome, yang memungkinkannya untuk “memproses ucapan, mengadakan percakapan, mengingat interaksi, dan menjadi lebih pintar dari waktu ke waktu” (Mascarenhas, 2016).[2] Dia memilliki kemampuan luar biasa sebagai seorang manusia. Lebih lanjut, Hyacinth Mascarenhas menulis bahwa, Ia juga mampu menafsir bahwa manusia bahkan emosi dengan membaca ekspresi manusia. Ia juga bisa tersenyum, sedih, bahagia, dst. Sebagai droid paling canggih tim saat ini, Sophia mampu membentuk 62 ekspresi wajah dan dapat memberi tahu Ko bahwa ia pertama kali diaktifkan pada 19 April 2015. Ia juga dilengkapi dengan apa yang disebut Hanson Robotics sebagai “Character Engine AI” atau perangkat lunak kepribadian. Selama panelnya di SXSW, dia berkata: “Daripada menjadi tontonan, saya lebih suka belajar dan berpartisipasi.”[3]
Kemudian Tharani Gnanasegaram juga menjelaskan, Ia memiliki sebuah alat yang dapat membantu dia untuk menghasilkan ekspresi wajah, yakni servator. Servator digunakan untuk menghasilkan ekspresi wajah di Sophia. “Dia bisa tersenyum, cemberut, cemberut, mencibir, terlihat bahagia, marah, takut, terkejut, jijik, sedih, bingung, mengantuk, netral, dan banyak lainnya. Gerakan yang diekspresikan oleh Sophia termasuk gerakan alis, berkedip, mata bergerak yang realistis secara estetis, gerakan mulut dan rahang, dan gerakan kepala / leher. Sophia dapat memproses pembicaraan dan melakukan percakapan menggunakan sistem pengenalan suara dan alat yang diberikan oleh perusahaan induk Google, Alphabet Inc. Sophia melihat melalui kamera di dalam matanya yang dikombinasikan dengan algoritma komputer. Dia dapat mengikuti wajah, mempertahankan kontak mata, dan mengenali individu.[4]
Dari uraian ini, yang paling penting dari ulasan ini adalah kecerdasan buatan atau kita sebut dengan AI (Artificial Intellegence), bukan aiwa. Kecerdasan buatan inilah yang telah digunakan juga di dalam gawai. Semakin baru, semakin menarik desainnya, kameranya, ukurannya, dst. Tetapi, bukan itu, itu hanya sesuatu yang hanya tampak secara indera. AI berkerja di dalam algoritma, yang kita tra bisa lihat dengan mata tetapi, kita akan merasakan daya tariknya.
Memahami AI
Menurut Ensiklopedia Britanika, Artificial Intellegence (AI) atau kecerdasan buatan adalah kemampuan digital komputer atau kendali komputer robot untuk melakukan tugas-tugas yang umumnya dikaitkan dengan makhluk cerdas. Istilah ini sering diterapkan pada proyek pengembangan sistem yang diberkahi dengan karakteristik proses intelektual manusia, seperti kemampuan untuk berpikir, menemukan makna, menggeneralisasi, atau belajar dari pengalaman masa lalu,[5] melakukan perencanaan. Selain itu, AI juga memiliki kemampuan untuk memanipulasi dan memindahkan objek.[6] Hal yang paling penting di dalam AI, adalah rekayasa pengetahuan. Lebih lanjut Technopedia menjelaskan bahwa, Mesin sering dapat bertindak dan bereaksi seperti manusia hanya jika mereka memiliki informasi berlimpah yang berkaitan dengan dunia. Kecerdasan buatan harus memiliki akses ke objek, kategori, properti, dan hubungan di antara mereka semua untuk menerapkan rekayasa pengetahuan. Memulai akal sehat, daya nalar dan pemecahan masalah dalam mesin adalah tugas yang sulit dan melelahkan.
Cara Bekerja AI Dalam Keseharian Kita Melalui Gawai
Mengapa kita sangat terkesima dengan google, facebook, youtube, tokopedia, dst? Jika kita Koikan sebagai seseorang yang kita cintai, ia akan datang selalu dengan wajah yang sama. Itulah yang membuat kita pada satu titik merasa bosan dengannya. Inilah yang diambil alih oleh AI untuk selalu menghasilkan penampilan yang baru yang membuat kita selalu jatuh cinta dengannya. Ia menawarkan musik terbaru, film terbaru, produk terbaru, informasi terbaru, semuanya serba baru. Ia mampu tampil sebagai seseorang yang cantik atau ganteng dengan cara yang baru. Dengan cara inilah, ia membuat terkadang kita lupa lagi dengan keterhubungan dengan manusia yang lain.
Ia menarik semua orang yang jauh dari kita, hanya melalui LCD yang dirancang sedemikian rupa sehingga, mereka dapat hadir secara “utuh” melalui gambar yang ditangkap melalui kamera. Teknologi yang diciptakan, ampu memanipulasi kehadiran melalui hp lebih berharga dari pada yang ada di samping ko, saat ini. Itulah cara dia membuat ko lupa dengan orang yang ada di sekitar Ko bahkan sebagai orang yang kita cinta. “Sa masih cinta kok”, jika jawaban ini yang ada di dalam benakmu, Koakan menghargai kehaediran seutuhnya yang konkret.
Kopernah lihat ka tra, kalau dilaman facebookmu tiba-tiba muncul iklan toko pedia yang menampilkan barang-barang yang ko pernah cari di tokopedia. Padahal, barang itu pernah kobeli atau tidak jadi beli. Ini merupakan salah satu pekerjaan AI yang mampu membaca aktivitas kita di data yang lain sehingga ia menawarkan lagi. Di sana sebenarnya, ia melakukan pekerjaan dengan menganalisis klil kita dan jika itu berkali-kali, ia akan mendefinisikan kita sedang membutuhkan barang tersebut. Kemudian, ia akan menghubungkan dengan facebook untuk menampilkan barang-barang carian Ko .
Pernah kah ketika membuka youtube, pada halaman pertama muncul video-video yang berhubungan dengan tontonan Ko sebelumnya? Ia, itu kerjanya AI, ia mengumpulkan semua tontonan Ko dan kemudian, ia memudahkan Ko untuk mencari video yang pernah ko nonton. Bukan hanya video lama, tetapi ia tawarkan video-video terbaru supaya Ko PENASARAN. Perasaan penasaran itulah yang ia ingin pancing dan bangkitkan supaya Ko terarah ke sana. Facebook juga demikian, ia seakan alarm yang senantiasa mengingatkan masa lalu kita. Bahkan ia memberi apresiasi, perasaan cinta. Mengapa, di dalam facebook ada tKo love, like, dan komentar. Ini adalah hasrat paling dasar manusia. Ia benar-benar merangsang emosi dan bahkan mengugah hasrat kita.
Dengan begitu, koakan rasa nyaman, rasa dicintai, rasa diperhatikan jika komentarnya baik, love-nya banyak, like-nya banyak. Tra heran facebook buat kolebih terperhatikan dari pada orang-orang yang disamping ko. Merasa bangga jika banyak yang komentar positif. Hanya karena melihat jumlah komentar dan reksi di dalam facebook. Demi itu, koabaikan orang yang disamping, mengalihkan diskusi, dst. Kita tra pernah perhatikan, apakah benar komentarnya karena sepenuhnya ia perhatian? Tidak jarang juga da yang sering ngelike sambil marah-marah dia, semabari mengatakan, “biar dia senang”. Ini menKo kan bahwa terkadang, komentar-komentar tersebut palsu. Agak berlebihan lagi, kita sampai merasa Tuhan ada di dalam media sosial, sehingga berdoa, mengucap syukur di sana. Selain itu, kita merasa tempat penyelesaian masalah di sana lalu mencurahkan semuanya melalui media tersebut. Bukankah itu berlebihan? Hal ini merupakan keberhasilan AI merangsang emosi kita tetap “bercumbu” dengannya. Ia mampu memanipulasi kita sekarang.
Ketika Ko merasa bahagia, ia akan mendorong Ko supaya terus merasa bahagia. Tetapi, ia juga mampu membuat kebahagiaan itu pudar sesaat. Misalnya, Ko sedang menonton sebuah film dengan sangat rileks dan penuh bahagia dengan sahabat terbaik ko. Tetapi, tiba-tiba ada pemberitahuan melalui gawai dan muncul sebuah foto yang dikirimkan oleh orang lain yang melihat pacar Ko sedang selingkuh di tempat lain. Di sana perasaan bahagia itu pudar. SeKo inya, Komeninggalkan atau mematikan gawai, hal itu tidak mungkin terjadi. Ya, sebenarnya gampang saja. Semudah membuat hp mati tetapi saat merasakan perasaan aman pun daya tariknya membuat kita sealu igin hp tetap hidup. Ya, setelah ketahuan, perasaan sudah berubah marah, kecewa, sedih, sakit hati, dst. Begitulah cara kerja AI, hanya dalam sekejab saja ia mampu merontohkan kebahagiaan kita. Terkadang juga sebaliknya.
Gawai yang hanya benda mati, ia bisa merubah wujud menjadi makanan yang paling enak yang membuat kita selalu ingin menikmatinya. Ia juga bisa menjadi makanan busuk yang membuat kita ingin menghindarinya. Terutama ketika Ko kecewa, ingin memblokir teman Ko , ingin mempermalukan musuh Ko , ingin membanting hp Ko bahkan terkadang mampu memecahkan hp Ko akibat informasi yang menyakitkan yang tampil di dalam gawai Ko .
Ko juga bisa tampil sebagai komentator terbaik dan pembuat isu sara terbaik. Google telah memfasilitasi itu. Tra main lama, kocuman search, copy, paste, jawaban selesai. Jika ada yang belum baca, Ko tinggal paste lagi. Ya semudah itu. Ya, sangat mudah tetapi, itu adalah suasana Ko ketikaKo telah terperangkap dalam emosi yang telah diunggah di dalam hati Ko . Itu adalah aktivitas-aktivitas setelah Ko“tercandu” di dalam emosi ciptaan AI. Dalam keadaan candu, sebenarnya itu adalah emosi hasil manifestasi dari AI yang mendorong Ko mencari jawaban untuk mengomentari ataupun menghujat orang lain.
Dengan demikian, itu adalah kesadaran palsu yang telah diciptakan oleh AI terhadap kita. Di sana, kita menjadi manusia yang tidak utuh. Ia mengambil alih emosi kita, kesadaran kita, untuk melakukan sesuai emosi kita. Ingat lagi bahwa, ia selalu setiap saat selalu mengubah wujudnya supaya kita menjadi candu. Pada saat yang sama, ia mengambil alih emosi kita dengan berbagai cara sehingga kita tetap menjadi manusia di dalam kesadaran palsu yang AI ciptakan.
Untuk lepas dari aiwa, itu susah-susah gampang, kotinggal cari penawarnya. Tetapi, dengan AI, tidak semudah itu. Hingga beberapa tahun ke depan, kita akan selalu berhadapan dengan berbagai alat-alat canggih. Kecerdasan buat terus diciptakan. Sudah nonton kan robot Sophia, yang setidaknya ini adalah gambaran ia bekerja juga melalui perusahaan media sosial. Sebagai contoh sudah dijelaskan panjang lebar. Tetapi, sebagai contoh, ketika buka kamera yang sekarang, ia mampu mendeteksi umur kita. Beberapa tahun ke depan, bahkan hp akan menganalisis wajah kita melalui kamera tanpa sadar untuk menawarkan segala informasi. Yah, baik dan buruk dari dampaknya, sebagian telah kita rasakan.
Mengakhiri tulisan ini, sa ingin menawarkan satu saran saja. Karena, sekarang kalian telah tahu apa yang dikerjakan AI dibalik gawai kita, maka sadarilah apa yang sedang Ko gunakan. Waspada selalu, jangan sampai Koterjebak dengan segala informasi yang dapat mengubah emosi Ko, walaupun itu sulit. Luangkanlah waktu saat Ko berdiskusi dengan orang lain, entah itu dengan orang tua, pacar, teman , dst. dengan mematikan hp. Karena itulah, salah satu cara yang bisa membuat Ko menjadi diri sendiri, menjadi hadir untuk orang lain seutuhnya. Karena yang lainnya, adalah kehadiran palsu buatan algoritma.
Penulis adalah Alumni Universitas Sanata Dharma jurusan Teknik Elektro.
[1]ko bisa cari di youtube dengan judul,”Will Smith Tries Online Dating”, diungga di https://www.youtube.com/watch?v=Ml9v3wHLuWI
[2]Aaron Brown. Sophia and a History of Robots. Adventures dari https://edventures.com/blogs/stempower/148407879-sophia-and-a-history-of-robots
[3]Hyacinth Mascarenhas. SXSW: Meet Sophia, the female humanoid robot that says she wants to start a family, destroy humans. Ibtimes, dari https://www.ibtimes.co.uk/sxsw-meet-sophia-female-humanoid-robot-that-says-she-wants-start-family-destroy-humans-1550695
[4]Tharani Gnanasegaram. Sophia- A Real, Live Electronic Girl. The world’s ever first most expressive humanoid robot with citizenship. Medium, dari https://medium.com/@tharanignanasegaram/sophia-a-real-live-electronic-girl-b40baca10a27
[5]B.J. Copeland. Artificial intelligence. Encyclopedia Britannica, dari https://www.britannica.com/technology/artificial-intelligence/Is-strong-AI-possible
[6]Artificial Intelligence (AI). Technopedia, dari https://www.techopedia.com/definition/190/artificial-intelligence-ai