Nabire, Jubi – Penyair Papua, Vonny Aronggear mengatakan para penulis sastra di Papua didominasi anak muda Papua. Para penulis muda itu menuliskan kehidupan orang Papua dalam produk sastra dengan cermat, dan berhasil memecahkan kebisuan orang Papua dalam dunia menulis.
“Saya mengapresiasi banyak penulis penulis muda yang hadir mengisi dunia sastra di Tanah Papua. Hampir penulis penulis sastra di Papua adalah generasi muda. Generasi muda Papua itu memotret kehidupan orang Papua dalam syair, cerita pendek, novel, sajak, dan sebagainya,” kata Aronggear dalam diskusi peluncuran antologi puisi karya Manfred Kudiai berjudul “Jalan Pemberontak” pada 26 Februari 2021.
Aronggear mengatakan, generasi orang asli Papua tahun 1980-an mulai meninggalkan sastra lisan asli Papua. “Saat ini generasi muda Papua sebagian sudah meniggalkan budaya tutur. Kami beralih perlahan ke dunia menulis tentang kehidupan kita,”katanya.
Lanjut Aronggear, menulis dan menyuarakan tentang kehidupan OAP itu merupakan kebanggaan tersendiri. “Kami menulis tentang ketimpangan sosial, kemiskinan, dan sebagainya. Meskipun Dana Otonomi Khusus Papua [dikucurkan] miliaran rupiah, tapi tidak menjamin keberhasilan hidup orang asli Papua,” katanya.
Kata Aronggear, penulis muda Papua dengan jeli memotretnya berbagai persoalan sosial di Papua dalam bentuk karya sastra. “Salah satu karya yang dituliskan oleh Manfred Kudiai dan kawan-kawannya. Dan itu hampir dirasakan oleh hampir seluruh orang Papua yang dipotretnya,”katanya.
Aronggear mengapresiasi generasi muda Papua yang memajukan literasi di Tanah Papua. “Saya kagum dengan generasi muda Papua, sebab dengan literasi kita [bisa membuat situasi di] Papua lebih baik lagi,”katanya.
Sekretaris Komunitas Sastra Papua Alex Giyai mengatakan pihaknya sedang mendata para penulis muda yang membuat karya muda di Papua.
“Kami baru mengumpulkan data. Tapi saya yakin sekali bahwa Balai Bahasa mulai mendata karya sastra anak anak Papua. [Kami juga] mendokumentasikan buku-buku untuk menjadi dokumntasi bagi generasi penurus,” katanya. (*)
Di ambil dari Portal Jubi Papua No. 1 News
Editor: Aryo Wisanggeni G