Air danau pun meluap menjadi lautan,
bergemuruh dalam amarah gelombang.
Andai bisa kukatakan, “ya”,
akan tetapi persoalan selalu tentang batas,
waktu yang melesat lurus ke depan, berujung pada keabadian, kafan dan kematian.
Ah, kesumat dendam yang tak dapat dipadamkan oleh kata kata dan ratapan.
Pun sang maha kala tak pernah dapat menidurkan ingatan.
Antara ada dan tiada, apa bedanya?
Antara harap dan putus asa, apa artinya?
Andai bisa memutar kembali waktu, haruskah pisau tajam meski berkelebat melukai?
Atau, yang terjadi hanya kesombongan, dusta bagi kekalahan.
Ingin sejenak kutatap ikan ikan riang berenang pada kemilau air danau,
tapi badai telah meniupnya, sirna, tiada.
Kota Hujan, 20 Februari 2021
Berikan Komentar Anda