Nabire, Sastra Papua – Koordinator Komunitas Sastra Papua Hengky Yeimo mengatakan, orang tua harus melakukan pengawasan terhadap anak selama belajar mandiri di rumah sangat kurang. Hal itu disebabkan karena tidak ada pengawasan orang tua terhadap anak.
“Anak-anak bermain gadged, main mendsos, main-main di rumah saat jam belajar. Mestinya orang tua mengajak anak-anaknya untuk tidak beramin saat belajar di rumah. Kecuali sore hari, atau hari libur agar anak bisa mendapatkan hiburan,” katanya kepada www.sastrapapua.org senin (19/4/2021).
Yeimo mengingatkan agar orang tua jangan jenuh untuk mengingatkan kepada anak-anaknya agar tetap belajar di rumah seperti di sekolah.
“Karena kalau orang tua tidak mengingatkan anaknya tentunya akan memengaruhi perkembangan anak dalam proses perkembangan psikologi anak itu sendiri,” katanya.
Lanjut Yeimo, selain itu orang tua juga harus melakukan pendampingan selama jam belajar anak. “Sebab jika tidak dikontrol anak akan tentu akan melakukan aktivitas semaunya. Atau bisa jadi mereka tidak belajar, dan orientasi bermain ketimbang belajar,” katanya.
Yeimo mengatakan, pemerintah harus membuat buku jurnal. Agar buku tersebuti dapat diisi oleh orang tua di rumah, dan guru di sekolah untuk mengetahu apakah benar benar anak tersebut sekolah atau tidak.
“Jurnal ini dibuat agar mengetahui anak-anak memang belajar atau hanya bermain saja. Sebab dengan demikian kita melatih anak juga untuk melatih kejujuran terhada orang tua dan guru di sekolah,” katanya.
Yeimo mengatakan, buku jurnal ini akan membuat siswa rasa tanggungjawab untuk belajar mandiri di rumah.
“Karena kalau tidak ada jurnal anak akan merasa bahawa orang tua tidak mengontrol dan juga guru di sekolah tidak mengontrol sehingga harus dibuat jurnal untuk memantau sejauh mana akan ini belajar di rumah atau hanya bermain saja,” katanya.