Oleh; Giyai Aleks
Pada mulanya, Allah menciptakan pulau Papua beserta segala isinya. Di bumi berjejeran kemilau emas, di langit bertaburan bintang, awan dan di udara burung-burung. Dia melihat segala ciptaan-Nya baik adanya, lalu bentuklah seorang manusia sesuai rupa diri-Nya. Manusia hitam, rambut keriting di atas tanah Papua dan membagikan pada ke setiap suku, marga di tiap masing-masing kampung untuk mendiaminya supaya menjaga, merawat, melindungi serta menghidupi selamanya.
Percayalah, Tuhan menempatkan kita pada tanah air yang paling tepat namun hidup dalam situasi kehidupan yang kurang tepat. Ketidaktepatan hidup bukan maksud Ilahi tetapi hanya karena sebuah keserakahan insan ciptaan dari bumi lain. Oleh karenanya, lakukan dan kerjakan semampu sesuai dinamika. Tak selalu ratapi dan jangan hanya mengeluh pada realitas kehidupan. Kebanyakan pengeluhan akan membuahkan perbuntutan ruang dan berujung melahirkan keruntuhan tak terduga, jikalau sesegera tak bergerak merekonstruksi keping-kepingan yang retak pada tatanan kehidupan sosial masyarakat kita.
Janganlah takut dan gentar tetapi memberanikan diri dengan dalam perdebatan, perselisihan, kontradiksi untuk berdialektika tentang persoalan bukan penyesalan dengan rakyat. Merambat, alur cerita mulai mendekat akan semakin pekat di atas bait tegas tercatat. Lalu kau akan menemukan celah logika yang berkembang di tengah rakyat, doktrin-doktrin yang berdominan di tengah rakyat, falsafah yang mendasar di tengah rakyat. Soal lelah biar Tuhan yang mengurusi dan perihal harapan yang patah biarkan bersama rakyat menuliskan takdirnya.
Kau hebat, sayang. Keadaan meminta kau untuk menjadi kuat. Air mata memaksa kau menjadi tangguh. Realitas membuat sukmamu menjadi tegar dan keretakan sosial mengasa logika untuk menjadi bijak. Supaya dengan keuletan dari pengetahuan dan idealisme bisa membangun berbagai sektor yang ingin di bangun untuk rakyat berdikari. Pembangunan dan perjuangan yang bersumber dari kekuatan rakyat sebagai subjek pergerakan untuk sebuah perjuangan selalu dan pasti akan mencapai tujuannya.
Janganlah hanya sang suara yang berkisah lantang namun menghujam, sang sunyi yang melerai kegundahan batin dan rohani, atau mau ingin menjadi sang doa yang memulihkan luka dan mendatangkan transformasi. Saatnya mencampakkan penat dalam dada yang menggunung dengan keresahan, pada tepatnya di jantung relung-relung jelata dan hikmahnya menjadi bekal pengetahuan dari setiap kegundahan rakyat. Cinta ini tahu kepada siapa harus bersama dalam kehidupannya, seperti pengetahuan harus tahu di mana tempat pengabdiannya. Tidak perlu menyalahkan situasi, selama masih ada kebebasan untuk bersikap.
Berbahagialah diri dari dalam pada setiap perjuangan, untuk membangun kehidupan yang layak sesuai kemampuan dalam realitas kehidupan, karena dengan semua proses dari hasil keringat hari ini, hari esok anak cucu akan bersukacita serta berbangga atas memiliki dikau, yang telah melandaskan pondasi energi positif untuk sebuah kehidupan demi masa depan yang lebih baik.
“Hanya sebuah renungan demi memotivasi diri sendiri”
Bumi Meeuwoo, 09/01/21