Kisah di Pasar Bersama Alm. Rojit

Almarhum Robert Jitmau -Istimewah
Almarhum Robert Jitmau -Istimewah

Oleh : Akapakabi Yeimo

Sa ingat persis Tahun 2013. Sore hari, sekitar pukul 03.00 sa berjumpa, Pace Julian Howay, Agus Kadepa, Elias Petege Alm. Rojit dan Alm. Metty Ronsumbre. Untuk konsolidasi mama-mama Papua di Pasar Yotefa.

Setiba di Yotefa tong bertatapan muka dengan mama-mama yang sedang taru jualan, di lorong tengah pasar Yotefa mereka menjual, sayaur, bayam, sayur kangkung, ikan bakar, petatas.

Alm. Rojit bilang ke mama-mama untuk kita akan melakukan aksi demo terkait memprotes Pemerintah Provinsi Papua, untuk menuntut pasar yang pernah dijanjikan.

Mama-mama merespons dengan baik waktu itu. Setelah tong beritahu pesan tersebut. Kami mengunyah pinang dan cerita lepas soal pasar di jantung Kota Hollandia, Expo, Perumnas 3, dan lainnya.

Setelah berbincang dengan mama-mama Papua lalu kami hendak pulang. Tong sepakat untuk jalan kaki dari Yotefa ke Padang bulan.

Bacaan Lainnya

Sepanjang jalan ke rumah Alm. Rojit de ceritera MOP. Sepanjang jalan kami terhibur dengan MOP-MOP yang Alm. De cerita. Suasana keakraban itu belum usai.

Tahun 2015 sebelum pasar di bangun Alm. Rojit sempat mengajak kita bertemu dengan Utusan khusus Presiden Jokowi di Hotel samping Borobudur Jayapura.

“Kam mandi tempo tempo kase bersih kam pu badan. Ini kita mau ketemu utusan presiden,” katanya Rojit sambil tersenyum.

Sontak Agus Kadepa de balas, “ah dong macam Tuhan saja, jalan begini saja,” katanya.

“Ah…. Iyo kalian mandi bersih sudah,” kata Rojit.

Setelah kami siap. Rojit tampak lebih rapi dari kami semua. Sambil dia menggendong tas ransel hitam berisi surat surat terkait dengan pasar.

Setalah tiba di Sentani, kami masuk bertemu utusan presiden Jokowi yakni Ibu, Judith.

“Siang….,” Kata Judith.

Sambil berdiri Pace Rojit kase tangan untuk berjabatan tangan. Setelah itu menyusul kami semua berjabat tangan.

Setelah itu Robert mengeluarkan konsep pasar yang yang sudah lama nama dia konsep. konsep yang ditawarkan Ela konsep pasar yang berciri khas Malaysia. Yang ia dapat dari beberapa konsep Pasar.

Yang mempresentasikan konsep pasar tersebut dan utusan presiden ini membawa konsep pasar ini ke Jakarta.

Tetapi dari pihak Jakarta mengubah semua konsep yang almarhum usulkan. Ia, sempat marah tetapi apa boleh buat.

Baginya harus ada pasar yang memadai bagi Mama Papua yang berjualan di tengah kota Jayapura ini.

Pada pertemuan bersama dengan utusan Presiden Joko Widodo itu. Rojit memberikan kesempatan kepada kami untuk memberikan masukan terkait dengan konsep pasar.

 

Berikan Komentar Anda

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.