Oleh :AgusDogomo
Cintaku padamu seperti besi dan baja, hingga kubawah ke Liang Kubur. Cintaku padamu takterbayar oleh barang yang ada di jagatraya ini.
Cintaku tak kutinggalkan di alam ini, kubawah ke liang kubur dan di alam baka. Cinta ini, tak ingin kulepaskan karena cintaku padamu sudah melekat bersama kulit dan menjadi darah dagingku.
Kaulah belahan jiwa, separuh jiwamu kubawah dan berjalan bersamakuku di alam baka. Takakan pernah kumaafkan bila kau datang dan tersungkur menangis bersedu-sedu di tempat peristratan terakhirku.
Karenaku rasa semua ini terlambat, karena kau takakan pernah mendegarkan perkataanku dan wajah ceriaku lagi saat kita bersama dan saat aku masih bernafas. Maaf kata-kata ini, kutuliskan dengan air mataku,
Supaya anda mengetahui betapa sakitnya hatiku ketika kau berpaling dariku.
*
Tahun 2015 yang lalu, bola mataku merah, semerah jambu, karena semalaman aku duduk menangis berseduh-seduh.
Kepala berat seakan kusedang memikul beban berat.Pikiran hampa terasa, kosong sekitarku takseorangpun yang ada meski semua orang sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Malam itu, aku berlutut dihadapan bunda Maria, Ibunda Yesus yang selalu memberikan aku kekuatan. Seakan kekuatan Ibunda Yesus tak berujung memberikan jawaban.Tangisan ini tak membawah kebahagian, hanya meninggalkan goresan luka lara.
Semua aktivitas manusia yang hingar-bingar tak kuhiraukan, sudah empat hari kututup Kamar Kosku agar takada orang yang mengetahui semua yang terjadi padaku.
Setelah empat hari berlalu, kini aku kembali berteman dengan berbagai minuman yang akan menghacurkan kekebalan tubuhku dan melemahkan tubuhku. Tetapi kulakukan ini karena telah kupasrahkan nyawaku. Ketika kata putus terdengar dengan jelas, tanpa alasan yang jelas.
Ku piker dan selalu kupikir, setiap derap langkah kakiku kuingat wajah dan kenangan kita berdua yang selama ini. Kadanglangka kaki terkatung karena katamu.Kadang pedih rasa, menjalani semua aktivitasku karena katamu.
Sebenarnya kuingin berpaling kebidadari lain, namun takakan mengobati luka lara ini. Jelas, cintaku tak main-main padamu bidadari pengunungan Mapiha.
Tidurku tak tenang, bila melihat wajahmu terpapam jelas, di dinding kosku dan kumelihat di dinding hatiku. Jelas anjing penjagaku yang melonlongkupun tak kuhiraukan,
Meski sebelumnya lonlongan pertama langsung kuterbangun dan melihat apa gerangan ia melonlong. Anjing penjagaku namanya Rosariopun ikut sedih beberapa, iapun mendekam.
Hari demi hari, fungsi uraf sarat terganggu, karenamu. Tak kuhiraukan pergantian dan perputaran waktu yang berjalan begitu cepat. Hanya kutahu apa gerangan ia meninggalkan semua janji kita berdua.
Sang biduan hanya kubutuh ketenagan jiwaku. Membasuh pelu dan relung jiwamu. Hanya kaulah yang akan memeluk hatiku dan mengstopkan nadiku yang berjalan begitu cepat hingga habis.
Setiap helasan nafasku, yang ‘kian hari berjalan pelan, hanya kuingin sepatah kata maafmu dari mu sayang. Nafasku tak penting kurasa, karena sebagian nafasmu kautelah membawajauh. Kini nafas itu taktahu arahnya.
Alunan tanganku ini, tak berjalan begitu cepat, karena melemah. Biduanku hanya kubutuh kau mengisi kembali kekuatan tanganku dengan sepata kata yang menghiburku.
Semua yang tangani sakitku, bila di rumahsakit mengatakan, sakitku berpindah-pindah hingga mereka menyerahdan menanganiku lagi.Ku sadar bawah semuanya tak lagi mempan.
Akhirnya harus kukeluar membawa semua derita ini. Di luar sana tak ada tempat berteduh hanya dalam hatimu sayang. Belahan jiwaku, tahukah anda beberapa bulan ini, sangat kubutuhkan sepatah katamu.
Sudahlah, kau tidak datang, kau tidak memberikan kabar. Kabarmu ditelan bumi dan ditangkis amarah kekasihmu yang baru membuatku tak berkutik.Ku hanya pasrahkan semua ini padanya.
Dinafas terakhir, diantara semua kerabat dan keluargaku, kuberharap pula kata maaf, namun takkunjung datang pula. Akhirnya aku harus berpisah pula antara badan dan rohku.
Sudahlah terlambat bila, kau ingin datang untuk meminta maaf padaku.Karena kau takakan melihat wajahku dan takakan mendengar kataku seperti biasa. Meski kau akan datang untuk meminta maaf padaku.
Penantianku dihari-hari terakhir, kau takkunjung datang.Setelah kudibawah ke kampong halamanku kautak kunjung datang pula.Karena kau sedang dimabukasmaran. Kau sedang berkecambuk bersama kekasih baru yang bersamamu.
Sebenarnya aku tak menaruh benci apapun padamu, karena aku tak ada lagi di alam nyata. Karena di alamnyata mungkin yang Nampak adalah rumah kecil dan pas fotoku di atas tumpuhkan tanah persis di halaman rumah ibuku yang melahirkank udengan mempertarukan nyawanya. Dan membesarkan pula dengan susah paya.
Hingga harus membiayaku dari SD hingga perguruan Tinggi.Selesai perguruan tinggi, selesai juga riwayat hidupku di jagatraya ini. TAMAT