AKULAH PUISI
Ada puisi jadi aku
Puisi dalam hati
Hati dalam puisi
Dicari-cari tak kena lari
Tertanam dalam didih
Bukan sembunyi dibalik tirai
Jika puisi adalah aku
Aku adalah puisi…
Askam Waena; 20 Mei 2016
SAJAK PERINGATAN!!!
“Pena Jiwa”
Di hari ini
Setiap hati harus memahami
Bukan sekedar mengerti
Tentang pahitnya penindasan di negeri ini
Genjatan nurani tidak pantas dihadirkan
Oleh ragam kaum tirani
Bukan hanya dihari ini
Terucap kata dan niat
Juga aksi serta gerak
Tiap detik sang waktu berdetak
Ingatlah ribuan nyawa
Dan darah pun air mata
Telah terlukis di kanvas
Perjuangan bangsa ini
Hai kau yang masih diam
Hai kau yang selalu takut
Hai kau yang selalu enggan
Hai kau yang acuh tak acuh
Roboh kandinding-dinding tasa itu
Palingkan hatimu, langitkan suaramu
Sadarkan duni akita masih ditindas
Hai kau yang tahu tapi berpura-pura
Hai kau yang tahu tapi berkhianat
Tingkahmu sadis
Mencoreng mulianya hak-hak asasi
Merobek kodrad tiap insan yang merintih
Sadaralah. Kekejian dan piluh yang kau ciptakan
Dosa dan kutuk yang melekat padamu
Pikiran dan karyamu : meleceh kan hak-hak kaum kecil
Dan untuk segalah sikap
Juangmu, kau kami lawan
Sampaidihariini
Banyakjiwa yang pedulitak’kantenang
Banyakjiwa yang pekatak’kandiam
Tentangtragedinestapa yang dinestapakan
Dipanggungbumicendrawasihini
Kasihan cendrawasihku
Kemolekkanmu dibeli harga uang
Indah bulumudiincarpemburu
Gerak-gerikmu dipantau
Keindahan dan kekayaan habitatmu dikuras-kuras
Semuaitu demi penemuhan
Nafsu dekil para aristorak bernurani tumpul
Sayang rakyatku
Penjaga dan pewaris kekayaan ala mini
Kita diinjak telapak kaki penguasa
Kita di bungkam oleh genggaman kerasukan
Kepada siapa buah tangis dan harapan disampaikan?
Wahai kalian..
Para penduduk kursi pemerintahan
Para penduduk singsana hierarki keagamaan
Para pemangku kepentingan
Yang bertahkta diatas negeri ini
Lupakah kalian janji profesi, pengukuhan, pelantikan juga tabisan kalian?
Kalian hadir untuk dan demi manusiadan seluruh Sang Khalik
Tugas dan panggilan muliamu di dunia
Jangan digelapkan oleh kegelapan harta.
Liriklah..
Segala hokum diatas negeri ini
Berat di BARAT- ringan di TIMUR
Tak pernah menjamin tuk hadirkan nilai-nilai kehidupan yang mulia
Kebahagiaan, kedemaian, pemeratan, kesejahteraan sukar menetas di negeri ini
Hak –hak dasar dalam hidup manusia:
Dicabut!!!
Dibuang!!!
Dilupakan!!!
Tak ada hadiah yang berarti yang dapat dipersembahkan dihari peringatan HAM sedunia ini, tetapi pikiran, jiwa dan nurani yang gelisah atas penderitaan, penindasan, penganiayaan, pemerkosaan, pembunuhan dan segalah jeritannya yang dimiliki oleh insan-insan pejuang untuk kaum jelata yang terlupakan…
Hollandia, 18 Desember 2017
SANG PETUALANG
Dalamrinaihujandanterik
Kaki melenggangdan dada terpekik
Tanganmenggoreskantanda-tanda
Diderapikirdan rasa
Kau buru aku dengan cinta
Kemudian kau khianati
Tapi hatiku terus bercahaya
Sebab hidup harus berarti
O, aku berjalan di tanah yang kaya
Tapi miskin rakyatnya
Aku melihat tanda bahaya
Dari mulut yang berbisa..
Askam Waena; 10 Desember2016
TentangPenulis ;
Tigi Benediktus adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Muhammadiyah Jayapura, Jurusan Jurnalistik.
@Ko’sapa