Begini Kegiatan “Jemuran Puisi” ala Kang Uwigou

Sejumlah anak-anak Papua gelar Jemuran Puisi di Nabire
Sejumlah anak-anak Papua gelar Jemuran Puisi di Nabire

Nabire, Kosapa – Salah satu program Para-Para Buku Kang Uwigou yang inisiasi oleh Sesilius Kegou pada Tahun 2021 ini adalah Program “Jemuran Puisi”. Kegiatan Jemuran Puisi ini adalah bagaimana mengumpulkan, karya puisi dari berbagai penyair. Lalu di gantungkan seperti jemuran pakaian. Sehingga siapapun yang datang mereka dapat mengunjunginya.

Selain menggantungkan puisi pada tali. Para penyair juga membacakan puisi diiringi dengan musik instrument. Suasana harus hening saat itu agar pesan yang disampaikan oleh penyair itu bisa di dengar oleh para pendengar.

Hal itu disampaikan Pendiri Para-Para Buku Kang Uwigou Sesilius Kegou, saat ditanya Kosapa, Minggu (25/7/2021).

Penulis buku Kumpulan Cerpen Jejak Darah, mengatakan, setiap puisi dijemur di tali, seperti pakaian. Jemur puisi mengandung tujuan yang mendalam yang dimiliki oleh para Sastrawan.

“Kami jemur puisi, setiap puisi kami gantung di tali seperti jemur pakaian di pagi hari, tapi untuk puisi, kami Jemur di malam hari ada alasan tertentu bagi sastrawan untuk memaknai proses ini. Selain itu, setap puisi akan melambai-lamabai saat digantung dan diterpa angin malam,”katanya.

Lanjut Kegou, Para-Para Buku Kang Uwigou memiliki banyak program, dirinya juga mengatakan bahwa bulan Desember 2021 akan kembali jemuran puisi. Program jemuran Puisi rencana dilakukan sekali setiap tiga bulan di Nabire.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan Jemuran Puisi kali ini, landaskan thema: “berbicara kepada semua, tentang kebenaran, hak, sosial, cinta, dan kekerasaan di Papua dan Dunia”. Jayanti Nabire Sabtu 24 Juli 2021. Kami akan laksanakan lagi. Tentunya bulan Desember mendatang, akan kita nyalakan lilin bersamaan puisi-puisi menyambut Natal,” katanya.

Pegiat litersasi juga sebagai salahsatu anggota Para-Para Buku Emanuel Magai mengatakan, sanagat senang karena kegiatan bisa terselenggara denganb baik.

“Saya bahagia, disini bisa menyampaikan banyak hal secara bebas tanpa hambatan. Sengan suasan batin yang damai dan suasan amat sunyi, sepi, hanya dengar instrumen melodi. Saya sangat bahagia, banyak puisi kami telah baca dan kami dengar. Kami sebagai pegiat sastra, ingin kembali mengulang laksanakan kegiatan seperti ini kedepan,”katanya.

Magai mengatakan, kegiatan kali ini, ramai banyak kalangan anak muda, mulai dari anak-anak SMP, SMA, bahkan Mahasiswa. Sesuai undangan yang dikeluarkan berbentuk browsur, kegiatan tersebut berlangsung pada pukul 18: 00 WP hingga 21:30 WP ditandai dengan pemukulan tifa oleh pelaksana.

“Kami selaku panitia pelaksana mengajak  setiap anak muda Papua dipanggil untuk menulis, menurutnya, dunia menulis adalah dunia kebebasan ekspresi pada dunia. Kita semua harus memulai belajr untuk  menulis. Coba bayangkan, berapa orang Papua rajin menulis? Berapa orang senang baca? Apalagi dunia sastra, sangat sulit, namun kita menyelam kedalam maka ada jalan keluar menuju impian jadi penulis,” jelasnya.

Reporter : Sesilius Kegou 

Editor : Pace Kosapa

Berikan Komentar Anda

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.