Oleh : Hengky Yeimo
Dalam Bahasa Melayu Papua (BMP) orang Papua menyebut kata “KITA” dengan kata Torang, Kitorang, Katorang, Kitong. Meskipun dalam Bahasa Melayu Papua memunyai beberapa kata untuk menyebutkan kata kita, namun artinya tidak berbeda jauh hanya pelafalan kata “KITA” dalam Bahasa Indonesia (BI) itu sendiri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan KITA adalah pron pronomina persona pertama jamak, yang berbicara bersama dengan orang lain termasuk yang diajak bicara.
Jika kita menelah pengertian dari kata KITA atau dalam Bahasa Melayu Papua disebut “Torang”. Selain kata torang orang Papua sering menyebutkan kita, Tong, Torang, Katorang dsb. Dalam versi Bahasa Melayu Papua menerangkan pron pronomina persona pertama jamak, yang berbicara bersama dengan orang lain termasuk yang diajak bicara.
Kata “TORANG” sendiri jika disimak lebih tepatnya seperti kata “kekitaan”. Ciri dari kata Torang sifatnya Kitong, [Kita]. Kesatuan serta sepenanggungan terhadap sesuatu yang dikerjakan secara bersama-sama dengan mengajak pihak lain untuk terlibat dengan satu titik yang sama.
Kata sifat dari Torang adalah bagaimana mengajak semua pihak untuk saling baku bantu, baku topang menerima kekurangan kelebihan serta menanggung suka duka.
Kata Torang mengandung paham kebersamaan dan persatuan yang tersalur dalam spirit kekitaan dalam bahasa Papua menyebutnya “Torang”.
Sementara untuk kata bisa sendiri baik dalam bahasa Melayu Papua maupun Bahasa Indonesia baku memiliki arti yang sama. Yang membedakan adalah Kita selanjutnya berubah menjadi torang.
Torang sendiri hasil reduksi dari Bahasa lokal dan dijadikan sebagai dialek dan menjadi bahasa hari hari yang digunakan oleh orang Papua yang selanjutnya disebut sebagai Melayu Papua.
Bahkan dalam penggunaan sehari-hari dalam keseharian orang Papua juga sering menggunakan kata bisa untuk menunjukkan “Kemampuan melakukan sesuatu.”
Jadi “Torang bisa” sendiri dalam Bahasa Melayu Papua mengartikan bahwa “kita bisa” dan kita sudah siap melakukan pekerjaan apapun dengan resiko untung dan rupanya.
Kesiapan kita [Torang] itu ditunjukkan dengan pemahaman akan kebersamaan persatuan dan sikap sadar untuk saling baku bantu, baku topang dengan rasa sepenanggungan terhadap sesuatu hal yang dikerjakan berdasarkan kemampuan yang mumpuni untuk melakukan sesuatu hal yang kecil maupun yang besar dengan melibatkan semua orang. Tanpa merugikan orang lain terutama tamu undangan serta masyarakat yang melibatkan diri dan terlibat langsung.
Dalam keseharian orang Papua selalu menggunakan kata Torang Bisa untuk menunjukkan kemampuan untuk menyelesaikan tugas yang dianggap rumit. Kerumitan itu bisa terurai dengan kesadaran penuh dan dengan didorong oleh kemauan untuk bekerja satu hal.
Torang bisa juga terintegrasi dengan kata komitmen, kesetiaan, yang kuat. Sehingga apapun pekerjaan serumit apapun mudah dikerjakan meskipun sebelumnya dianggap blunder kaku.
Dengan spirit kata Torang Bisa kemudian dengan persatuan komitmen bisa dikerjakan dengan baik tuntas dan memuaskan. Dan apabila tugas tersebut belum tuntas dengan baik maka orang Papua akan mencari alternatif lain untuk menunjukkan bahwa wa orang Papua juga bisa melakukan sesuatu berdasarkan spirit dari kata “torang bisa” itu dibuktikan dengan berbagai cara.
Torang Bisa menjadi tage line besar yang diboyong oleh Pemerintah Provinsi Papua BP Pon untuk mendorong memotivasi rakyat bahkan mereka sendiri dalam menyiapkan hingga menyukseskan PON.
Penulis Adalah Reporter di Koran Jubi dan Jubi.co.id. Penulis Juga adalah Koordinator Komunitas Sastra Papua (KOSAPA).
Berikan Komentar Anda