Oleh : Louis Kabak
Pekan Olahraga Nasional Papua XX yang di buka oleh Jokowi beberapa jam lalu di harapan Jayapura Papua. Ini merupakan upaya pengalihan Isu. Dalam sambutannya Jokowi dengan bangga menyatakan pon merupakan bukti kemajuan.
Bukti kemajuan infrastruktur,SDM di atas tanah Papua, supaya kita semua tahu pembangunan di Papua juga sudah maju melalui infratruktur jalan, bandara, pelabuhan dan pembangunan SDM.
Dalam perhelatan pekan Olahraga Nasional Papua ini juga banyak atlit Papua tidak tampil atas nama tanah air nya banyak yang hanya meminjam nama Papua dengan slogan ‘Kitorang Bisa’.
Banyak yang tersingkir dari tanah leluhur mereka misalnya seperti marga Puhiri yang tanah Ulayat nya yang belum di bayar lunas ketika menuntut hak mereka sebagai pemilik lagi-lagi negara melalui Militer lakukan kekerasan dan bubarkan.
Bukan hanya itu,seniman musisi Papua Trio Papua dicoret dengan alasan yang klasik,hanya karena punya tato bendera BK dan didalilkan bisa merusak suasana pembukaan Pon.
Lebih dari itu, situasi Papua yang tidak baik-baik saja,yang mana terjadi pengungsian di Puncak,Intan Jaya,Kiwirok,Nduga,dan Maybrat Papua. Negara tidak peduli yang penting pon jalan.
Pon Ini dinilai sebagai Pengalihan Isu dari berbagai media, individu,LSM NGO, internasional yang sedang memantau situasi Papua (tragedi kemanusiaan).
Dengan terlaksana nya pon ini, Indonesia dengan bangganya melakukan dan menginformasikan bahwa Papua baik-baik saja, tidak ada apa-apa. Dan Galang dan mobilisasi seluruh rakyat Indonesia untuk mempertahankan status quo yang mana sudah dilakukan oleh Presiden Pertama Bung Karno 1961 untuk merebut Papua.
Sama halnya pon ini juga upaya mempertahankan status quo dan posisi Indonesia di tanah Papua.
Perampas tanah adat, kerusakan lingkungan, pelanggaran HAM dan Akses Jurnalis asing semua akan di bungkam dengan kesusksesan Pon.
Pon yang di selenggarakan atas penderitaan rakyat Papua dari Sorong sampai Merauke. Apapun upaya Indonesia ini semua merupakan untuk terus melanggengkan kekuasaan atas wilayah jajahan di tanah Papua.
Bukan hanya Indonesia tetapi juga parah Borjuis lokal Papua gubernur, DPRD, DPRP, dlsb. Mereka semua memperkuat dan menjajah rakyat Papua melalui insfratruktur yang belum tentu untuk orang Papua.
Pada dasarnya bahwa maksud dan tujuan Indonesia hanya untuk mempertahankan kepentingan dan mengalihkan perhatian semua pihak Internasional, nasional dan regional.
Akan tetapi, Suara-suara rakyat Papua, rakyat tertindas, pengungsi suaranya akan di dengar dimana-mana di seluruh dunia. Papua tidak sendiri.
Penulis adalah Mahasiswa Papua di Semarang Jawa tengah.