Tong Jadi Lumpur: Saatnya Jadi Kering dan Subur

Sadar atau tidak sadar kondisi lingkungan tempat kita tinggal telah rusak. Maaf. Terpaksa saya harus berkata demikian. Ragam pengetahuan busuk telah dominan dalam setiap aktifitas kehidupan bermasyarakat, semuanya terserap dan dinikmati sekejap.

 

Mulai dari informasi hoax hingga politik kekuasaan yang notabene dilatarbelakangi oleh nafsu akan kuasa. Anak sejak dalam kandungan, menikmati rahim yang penuh tangis, darah, tekanan dan anak dalam pertumbuhannya lebih banyak dengar kata kata (kandang binatang, persaingan politik praktis yang berujung iri dan balas dendam) ditelinganya.

 

Dongeng sebelum tidur malam tidak kita berdongeng lagi. Nasihat diemage, rumsram, rumah adat yang dulu tinggal cerita. kini telah beralih ke main game di HP.

 

Bacaan Lainnya

Pendidikan utama dan terutama di keluarga kian terbengkalai akibat ketidakberdayaan kehidupan ekonomi masyarakat Papua yang kian terpinggirkan. Menjadi penonton atas aktivitas ekonomi yang dimainkan oleh para pendatang. Dan masyarakat terus mencoba bertahan hidup dengan berkebun, meramu dan mencari meski tak berdaya sehingga perhatian terhadap anak diabaikan.

 

Kekosongan didikan dalam keluarga membuat lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang menjadi hamparan lumpur.

 

Dari RT hingga desa telah terpengaruh dengan dana desa. Masyarakat kenal uang ratusan juta tanpa ada jerihpayanya. RT tidak lagi urus kenyamanan wilayahnya, apalagi membangun budaya gotong royong bangun kampung, sulitnya minta ampun.

 

Para sarjana babingung. Suka berkomentar tindakan orang lain, tanpa ada tindakan setitikpun dikembangkan atas basis pengetahuan yang dipelajarinya. Mati kreativitas. Ahhhj kawan…. Maaf, saya pun ikut babingung tulis ini. Mungkin karena emosi saya dimalam ini melampaui batas. Saya akiri saja.

 

Sejarah masa depan Papua yang cerdas harus diukir dari sekarang, saat ini dan disini. Untuk Menuju Papua yang baru, haruslah mendalami buku yang ditulis Benny Giyai tentang MENUJU PAPUA BARU. Kemudian melakukan tindakan tindakan kecil yang dapat berdampak. Salah satunya adalah buka kelompok belajar, kelompok tani dan lainnya.

 

Karena yang bisa kami lakukan adalah membangun kelompok belajar, menciptakan lingkungan masyarakat jadi lingkungan pendidikan (literasi) maka kami Gerakan Papua Mengajar mau ajak kita semua untuk buka kelompok belajar di tempat kita tinggal.

 

Ayoo!!!!
Siapa yang siap untuk rapatkan barisan bersama kami (GPM)

Berikan Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.