I
Cinta Kita
Cintamu dan cintaku, tumbuh dalam satu pondok
Dasarnya adalah cinta kasih
Cinta yang aku dambakan sebelum kau, ia telah berlalu
Sekarang, cintaku dan cintamu menjadi satu
Dalam pandanganku, cintaku tumbuh seperti emas berlian
Atas dasar itulah, kau mencintaiku, sampai kau memilihku jadi pacarmu
Di sisi sayap kananmu, cintamu padaku terlihat buta
Cinta kasih yang kita satukan, kita masih bertanya
Entalah. Ya, tapi itu benar-benar buta
Dan aku bilang, cintaku dan cintamu, cinta kita adalah cinta dusta antara kau dan si pencinta dunia
Kemudian, cinta kita berdebat, sambil menjatuhkan satu dengan lain.
Yang satu jadi korban, karena cinta atas dirinya
Dan yang lain, bersorak karena ingin menikmati napsu dunia
(2017)
II
Seperti Bunga Matahari dan Seekor Burung
Seperti bunga matahari,
kami dirontohkan di atas bumi kami sendiri
Para penguasalah yang merontohkan di bumi kami sendiri,
Seperti burung, kami ditembak tima panas di atas bumi kami sendiri,
satu demi satu, kami tumbang
Dan penguasa hengkang bermain hakim sendiri
Demikian, kami dirontohkan dengan tima panas
Kami seperti bunga matahari, bangun ingin bersinar
tapi diredupkan kembali oleh para penguasa
Seperti burung, kami terbang, ingin bersaksi kepada dunia
Namun kami dijatuhkan dengan tima panas bukan peluru karet
Begitu kami berdiri mengatakan niat kami di depan penguasa,
kami diburu seperti binatang di bumi kami sendiri
Di tenga penguasa, di depan matanya, kami tumbang
Para penguasa pura-pura menjadi buta
dan tak mau melihat atas kematian kami di bumi kami sendiri
(2017)
III
Bagai Sungai
Aku bagaikan sungai yang mengalir di setiap waktu
Itu abadi, takkan habis begitu saja
Yang aku kejar, takkan kau hentikan dengan cara apa pun
Kau bagai harimau , sering menerkamku
Kau bagaikan api, ingin membakar niatku
Boleh saja kau membakar tubuhku
Tapi jiwaku-jiwaku bagaikan sungai, setiap saat, akan terus tumbuh, penuhi bumi
Dan mereka akan terus melawan setiap penguasa sampai titik darah yang penghabisan
One day, I will be winner
(2017)