Gugupmu ; Kumpulan Puisi Yuventus Opki

Doc. Pribadi : Yuventus Opki

I

Gugupmu

Dengan gugupmu menerjemahkan

dalam pikiran sang mentari, bahwa semua peristiwa itu, berasal dari padamu

Meskipun kau menutup wajahmu dengan selembar kain hitam di wajahmu

Gugupmu, aku tahu,

Bacaan Lainnya

kalau setiap peristiwa yang menimpa sahabat mentariku

Kau adalah dalang dari setiap kematian sahabat mentariku

di negeri kecil itu

(2017)

 

II

Suratku Untuk Sayangku

 

Sayangku,

dengan ini aku datang padamu,

dalam jiwa yang masih pedih sujud memanggilmu

di atas tanganmu, aku bermesrahan denganmu,

kalau aku duduk bersamanya, aku tumbang, walau dalam pelukanmu, sayangku

Sayangku,

dengan hati yang pilu, aku menatapmu

bahwa aku terlena dalam lubang singa

yang takkan perna puas karena ia berkuasa

Sayangku,

di bawah telapak kaki dan tanganmu,

mengalir darah seperti yang telah mengalir dari pintumu

di sini, sahabat doma disembeli dengan pisau

Sayangku,

dari lubuk hati yang paling dalam, aku sampaikan padamu

lewat sepucuk surat ini, bahwa sampai saat ini, aku masih terasa dihina oleh saudaraku

Sayangku, aku kekasihmu

dengan surat ini, aku sampaikan kepadamu

beperkaralah padaku, peluklah aku,

beri daku air kedamaian padaku

berakhirlah sudah atas korban-korbanku

Sayangku,

demikian suratku, aku buat dengan sunguh-sungguh kepadamu

Aku berharap, kau dapat membaca suratku

Ku ucapkan terima kasih, sayangku

Salam sayang dariku, untukmu

(2017)

 

III

BUAYA

Buaya terasa hamil. Sesak dalam perut. Matahari yang silam kembali lahir. Bulan yang silam, juga kembali terlahir. Sebentar lagi, embun-embun menyosong kelahirannya. Tadi pagi, buaya itu telah muntahkan kehamilannya. Kulihat, itu muntah darah. Kupikir, ia ingin melahirkan bayinya. Namun bukan bayi. Tapi buaya itu muntahkan amarah pada sahabatnya. Kulihat, itu barusan ia menembak burung-burung itu jatuh dari pohon, mereka terbaring tenang bersama daun-daun yang telah berlalu. Yang ada, tangisan meratap sang sabda.

Buaya besar itu, masih menelan buaya kecil hingga kini, di negeri itu.

(2017)

Berikan Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.