Musafir dan Kritikus: Games of Life (Part I & II )

Ilustrasi foto oleh Belandina Yeimo - Dok. Sastra Papua
Ilustrasi foto oleh Belandina Yeimo - Dok. Sastra Papua

Musafir dan Kritikus : Games of Life (Part I)

Oleh : Chirido Dogopia

Dan Bola pun bergulir. Masing masing kesebelasan berebutan.

Di sudut lapangan, nampak dua sekawan asyik bercakap-cakap.

Sang Musafir
“Apa yang dikejar mereka dalam permainan ini…?”

Sang Kritikus
“Jelas, Kemenangan !”

Bacaan Lainnya

Sang Musafir
“Apa itu kemenangan …?”

“Ketika diantara mereka berhasil memasukkan bola dalam jaring gawang lawan sebanyak mungkin. Itulah Kemenangan, mendapatkan poin.” Jelas Sang Kritikus.

Sang Musafir
“Begitu kah tujuan hidupnya…? Ataukah itu hanya tujuan dari sebuah permainan. Menciptakan kemenangan di satu pihak. Dan kekalahan di pihak lain”.

Sang Kritikus
“Entahlah… ini hanya salah bagian dari bagian lain kehidupan. Tentunya masing-masing memiliki tujuan pada dirinya sendiri”.

“Lihatlah, penonton bersorak gembira saat timnya mengisi poin. Lainnya kecewa tertunduk. Lihatlah sang pelatih mengomelih kekalahan klub asuhannya. Itulah sisi lain dari permainan ini”. Ungkap Sang Musafir

RB. UNIKAB
Bongkar, Bongkar, Bongkar

Games of Life (Part II) :  Sang Musafir dan Kritikus

Bunyi Peluit Panjang, pertanda Babak I telah usai. Masing-masing kesebelasan memasuki ruang istirahat.

Sambil menarik cerutu, Sang Kritikus berkata:
“Babak pertama telah Usai. Masih ada babak kedua. Ada kesempatan bagi kedua belah pihak. Pihak yang ketinggalan skor dapat mengejar. Pihak yang memiliki skor dapat mempertahankan dan juga bahkan mengisi lebih banyak lagi”.

“Perubahan akan terjadi. Apakah itu pada strategi permainan dan atau pada pemainnya. Tergantung, sang pelatih dan manager tim”. Ucap Sang Musafir

Sang Kritikus
“Menurutmu apa yang terpenting dari perubahan itu… ?”

Sang Musafir
“Hanya sebuah Permainan. Hanya salah satu bagian dari kehidupan. Kemenangan dan Kekalahan adalah hal biasa. Yang terpenting adalah Berusaha dan Kesiapan Menerimanya, entah Kalah ataupun Menang; sebab masih ada sisi lain kehidupan yang harus dijalani”.

Sang Kritikus
“Ya..baiklah. Apa yang menjadi Penentu Kemenangan dalam permainan ini … ?”

Sang Musafir
“Semua adalah Penentunya. Pelatih, Manager, Pemain, strategi, wasit dan asisten wasit, lapangan, serta dukungan sponsor dan supporternya. Yang terpenting memahami dan menjalankan fungsinya”.

Sang Kritikus
“Bagaimana mungkin … ?. Sebab, bagiku politiklah Penentu sebuah Kemenangan”

Sang Musafir
“Ya, tergantung kaca mata apa yang digunakan”

Asap dari cerutu sang Kritikus membumbung tinggi, bersatu bersama awan, menutupi pancaran sinar mentari sore.

Sang Musafir
“Asap Cerutumu Menghalau Pandanganku. Mohon singkirkan Cerutumu…!”

Sang Kritikus
“Itulah politik”

……..
Bersambung

RB. UNIKAB
Bongkar, bongkar, bongkar

Christianus Dogopia atau sering disapa Chridoisme  menyelesaikan pendidikannya pada Kampus  STFT Fajar Timur, Saat ini tinggal di Numbay

Berikan Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.