Musafir dan Kritikus: Games of Life (Part III)
Oleh : Chirido Dogopia
Musik Penghibur bercampur sorak-sorai penonton membisingkan telinga. Sang Kritikus dan Musafir tidak peduli akan kebisingan itu.
Sang Kritikus
“Politik adalah Penentu Kemenangan”
Cerutunya diletakan, wajahnya mulai serius.
“Pihak kawan dan lawan, pihak lawan dan kawan mempunyai kepentingan; yang ada di arena lapangan maupun di luar arena mempunyai kepentingan. Bagaimana masing-masing kepentingan itu disukseskan dalam permainan ini. Itulah politik”. Ucap Sang Kritikus.
Sang Musafir
“Apa yang dibangggakan dari politik semacam itu …?. Penonton bangga atas kemenangan timnya. Pemain mendapatkan honor dan atau bonus, pelatih juga sama dan atau namanya populer, Manager mendapatkan bonus dan atau mungkin juga menang perjudian ini. Daerah yang diwakili mendapatkan pujian”
Sang Musafir menghela nafas, lalu melanjutkan pembicaraan
“Sisi lain, ada kekecewaan, kemarahan dan kebencian. Ada tuduhan, ada pengkhianatan dan keputusasaan. Itukah politik …?”
RB. UNIKAB
Bongkar, bongkar, bongkar
Kritikus dan Musafir: Games of Life (Part IV)
Gerutu Sang Kritikus:
“Hidup tak Seindah Mimpi. Kenyataan tak seindah Khayalan. Politik tak seindah kata-kata. Ada saat engkau menipu, ada kalanya engkau ditipu. Tujuan menghalalkan cara. Cara Menghalalkan tujuan”
“Begitukah Permainan Bola Bundar di lapangan Hijau ini … ?” Tanya sang Musafir.
“Tidak. Tidak. Tidak !. Banyak hal terjadi di luar dugaan. Yang di luar dugaan itu disebut nasib. Nasib bisa diubah, sejauh pemain dan faktor penentunya berupaya semampu mungkin” kilah sang Kritikus.
Sang Musafir tertegun. Sementara penuh rasa puas, sang Kritikus tersenyum kecut.
“Pertandingan belum usai. Babak kedua belum dimulai. Masih ada kesempatan, mengubah nasib. Kalah Menang bukan Takdir, tetapi Nasib” Jelas sang Musafir.
Sang Kritikus
“Engkau telah menambahkan satu prasa, yaitu takdir. Tahukah Engkau, Manusia Hidup dan Menjalani Kehidupan; dari sperma, zigot, janin, bayi, Balita, anak-anak, remaja, dewasa, tua dan mati. Itulah takdir manusia. Hidup menjalani kehidupan dan Mati. Dari kekosongan kembali pada kekosongan. Pertandingan di lapangan hijau hanyalah sekedar mengisi bagian kehidupan ”
Sang Musafir
“Ya, dalam kehidupan Nasib dan Takdir Dijalani oleh Manusia. Nasib dapat diubah. Takdir tak dapat diubah”
Sambil menghela nafas, sang Musafir berkata;
“Aku Hanya Seorang Pengelana, Seorang yang terus Mencari. Mencari adalah Tujuan Hidupku. Mendapatkan apa yang kucari adalah akhir dari perjalananku. Aku dapat Mengubah Nasibku, namun tak dapat mengubah takdirku”
Sang Kritikus
“Hahahaha… hahahaha…hahahaha…., Silahkan Jalani, Carilah apa yang kau cari. Sesungguhnya aku tak tahu apa yang kau cari. Tetapi aku juga tak mau mengetahui apa yang kau cari”
Hahahahhahahahababbababahahha hahahhaha
Sang Kritikus tertawa mengeledek sang Musafir.
……,….
Bersambung
RB. UNIKAB
Christianus Dogopia atau sering disapa Chridoisme menyelesaikan pendidikannya pada Kampus STFT Fajar Timur, Saat ini tinggal di Numbay