Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia

Hendrikus (Hengky) Yeimo. Foto: Istimewa
Hendrikus (Hengky) Yeimo. Foto: Istimewa

Oleh : Ewith Bahar

 

Hari ini kita merayakan Hari Buku Internasional, 23 April 2022. Tanggal 23 April dipilih UNESCO sebagai hari Buku, karena dianggap sebagai tanggal keramat. 23 April merupakan tanggal meninggalnya pujangga besar William Shakespeare, selain juga tanggal wafat penulis besar lainnya, yaitu Miguel de Cervantes (Spanyol) dan Inca Garcilaso de la Vega (Peru).

Saat ini, dunia perbukuan semakin maju. Banyak buku dicetak dalam edisi luks dan menjadi benda koleksi berharga. Buku bukan hanya menjadi sumber ilmu, tapi juga elemen gaya hidup yang sangat berwibawa.

Sebagian gengsi orang bahkan diukur dari buku apa saja yang ia koleksi dan baca. Orang-orang yang memilih profesi penulis juga semakin banyak. Ada magnet tersendiri untuk menjadi penulis. Tapi sebagaimana buku, tentu penulis juga punya kasta.

Ada penulis yang asal menulis buku, yang penting punya buku. Ada banyak penulis yang penuh tanggung jawab, menjadikan buku sebagai sebuah bukti idealisme, yang ditulis dengan serius melalui riset serta studi yang memakan waktu.

Bacaan Lainnya

Apapun itu, semoga dengan ditetapkannya 23 April sebagai Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia, gairah membaca dan menulis semakin berkembang, hak-hak penulis mendapat perlindungan yang baik, harga buku-buku bisa
terjangkau semua orang sehingga tidak menjadi benda luks.

Ini harus, karena membaca itu penting dan sangat memengaruhi peri kehidupan.

Kendati perkembangan dunia digital semakin hebat, dan orang kemudian dihadapkan pada kebiasaan baru dalam membaca buku melalui layar, namun yang konvensional berupa buku cetak tetap tak kehilangan pamor.

Buku adalah salah satu penanda peradaban. Dan bila kita tilik ke belakang, akan kita temui fakta betapa sistem penulisan sesungguhnya telah dimulai sejak puluhan abad silam. Ketika sebagian wilayah dunia masih terbelakang, ada belahan dunia lain yang masyarakatnya telah memiliki kesadaran serta kecerdasan mumpuni dengan membuat dokumen-dokumen yang kelak sangat berarti dalam penelusuran sejarah kebudayaan manusia.

Sekitar tahun 2600 SM manusia telah mulai mengenal tulisan, yang dibuat pada medium-medium non kertas tentu saja, seperti batu atau logam atau daun. Lama sekali setelah masa itu, seputar tahun 300 SM masyarakat Mesir bahkan sudah mengenal perpustakaan. Bahkan menganggap perpustakaan sebagai tempat pemulihan jiwa.

Jangan membayangkan rak-rak berderet penuh buku di perpustakaan tersebut, sebab buku cetak baru mulai dikenal jauh setelah masa itu, yakni setelah Johannes Gutenberg, seorang politikus pelarian asal Jerman, bereksperimen membuat mesin cetak pada tahun 1440.

Tapi baru sepuluh tahun kemudian, yakni di tahun 1450, mesin cetak hasil eksperimennya yang cerdas itu bisa digunakan. Ia menamakan mesin temuan tersebut The Gutenberg Press. Yang mengherankan, yang ditahbiskan sebagai buku cetak pertama malah sebuah buku yang dibuat pada tahun 868, yaitu The Diamond Sutra, dari zaman Dynasty Tang, di Dunhuang, Cina.

Fakta ini membuat orang kemudian ragu kapan sebetulnya mesin cetak pertama kali ditemukan atau dibuat. Karena temuan mengenai buku cetak dari zaman dinasti Tang tersebut mematahkan fakta tentang Gutenberg. Dari Dunhuang di Cina itu pula, kalender cetak pertama dikenal, yaitu sekitar tahun 877.

Pada abad ke 11, seorang wanita bangsawan Jepang yang dikenal sebagai penyair, Murasaki Shikibu, menulis sebuah cerita, The Tale of Genji, yang menjadi karya sastra penting untuk Jepang. Dan buku itulah yang kemudian dikenal sebagai novel pertama di dunia.

Barangkali buku-buku cetak yang terbit sebelum mesin cetak temuan Gutenberg masih jauh dari sempurna, karena mesin Gutenberg sendiri masih bersifat eksperimental dan penyempurnaannya memakan waktu lama, diteruskan oleh beberapa orang setelah dia.

Yang pasti apa yang dilakukan Gutenberg adalah titik tolak keberangkatan zaman baru dalam dunia penerbitan. Tahun 1605, terbit koran pertama di dunia, Relation, yang terbit di Strasbourg, Prancis. Tentu daftar ini akan kian panjang, jika kita cari pula kapan buku biografi pertama diterbitkan, buku puisi pertama, DLL.

SELAMAT HARI BUKU dan HAK CIPTA SEDUNIA.

Berikan Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.