Musafir dan Kritikus : Games of Life (Part XII & XI )

Ilustrasi foto oleh Belandina Yeimo - Dok. Sastra Papua
Ilustrasi foto oleh Belandina Yeimo - Dok. Sastra Papua

Musafir dan Kritikus : Game of Life (Part IX)

Oleh : Chirido Dogopia

Kegaduhan di lapangan hijau. Penonton melempari botol-botol berisi ludah pinang. Lapangan hijau dihujani tebaran sampah.

Penuh kekesalan, seorang pemain meninggalkan lapangan hijau. Terdengar teriakan supporter.

” wuhhhhh….wuhhhh… wuhhhhh; Anjiiiiiing cepat keluar sana”.

Di tengah lapangan hijau, pihak kawan masih memprotes keputusan wasit. Saling aduh mulut terjadi, ada yang menelerai, ada juga yang menyenggol pemain lawan.

Bacaan Lainnya

Suasana bertambah panas. Saat pihak lawan tidak terima perlakuan pemain lainnya yang menyenggol. Aduh mulut beralih ke aduk fisik. Dua orang pemain terlibat “adu jotos”, sementara itu ada yang berkejaran.

Beberapa penonton memasuki arena lapangan, polisi dan tentara berupa mengejar mereka. Saling kejar terjadi; polisi dan tentara mengejar penonton yang memasuki area pertandingan, sedangkan pemain “kawan-lawan” saling “adu jotos”.

“Apa yang sedang terjadi …?” Tanya sang Musafir.

“Lihatlah, mereka. Saksikan Kegaduhan itu. Satu sama lain tidak saling menerima perlakuan kasar di antara mereka. Di lain pihak Satu sama lain saling solider sebagai pihak kawan”. Kata sang Kritikus.

“Ya kadang kala dalam hal yang burukpun kawan bersolider melakukan keburukan itu. Bukan karena ia tidak tahu, tetapi karena kesetiakawanannya demi menjaga kesatuan dalam Timnya”, Lanjut Kritikus menjelaskan

“Lantas, bagaimana dengan Penonton yang masuk ke arena lapangan….? Apakah ia hendak memberikan bantuan…? Bagaimana dengan yang menghujani lapangan hijau dengan botol mineral berisi ludah pinang …?” Sang Musafir bertanya

Suara tembakan 3x terdengar dari sudut kanan lapangan hijau. Suasana yang tadinya gaduh, tiba-tiba sunyi senyap.

…..,…..

RB. UNIKAB
Bongkar, bongkar, bongkar

 

 

Musafir dan Kritikus : Game of Life (Part XI)

Oleh : Chirido Dogopia

Para pemain berebut bola. Benturan kepala terjadi, kepala seorang pemain mengeluarkan darah merah. Wasit meniup peluit panjang …

“Pluiiiiiiiiiiit”

“Itulah konsekuensinya” kata sang Musafir

“Ya setiap permainan pasti ada konsekuensinya, kecelakaan di lapangan sering terjadi. Entah sengaja mencelekai lawan atau tanpa disengaja”, sahut Kritikus

“Sengaja dan Tak Sengaja, direncanakan dan tidak direncanakan. Terkadang sesuatu terjadi di luar rencana manusia. Terjadi begitu saja tanpa disadari”. Balas Musafir

“Dalam situasi-situasi tertentu, manusia tidak dapat mengelaknya. Kecelakaan dalam permainan ini, tentu tidak diharapkan”. Kilah Kritikus

Situasi lapangan mulai tegang. Para penonton berteriak-teriak. Memaki pemain lawan, memaki wasit. Sementara di lapangan hijau, tim medis memeriksa pemain itu, yang lainnya mengerumuni wasit seperti hendak mengadili keputusan wasit.

Dan, wasit mengeluarkan kartu merah.

……,…..
Bersambung

RB. UNIKAB
Bongkar, bongkar, bongkar

 

Christianus Dogopia atau sering disapa Chridoisme  menyelesaikan pendidikannya pada Kampus  STFT Fajar Timur, Saat ini tinggal di Numbay

Berikan Komentar Anda

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.