Oleh : Hengky Yeimo
Istana Mambesak terletak di pinggir ruas jalan Abepura Sentani di Abepura, Jayapura merupakan sebuah puisi dari penyelamatan, nostalgia dan visi. Istanah Mambesak menjadi tempat dimana tersimpan rapi benda-benda yang menjadi simbol sastra daerah di Tanah Papua, istana ini juga merupakan rumah bersatunya benda-benda budaya Orang Asli Papua (OAP) yang tersimpan rapi, berbagai koleksi benda budaya seperti, ukiran asmat, kapak batu, koteka, cawat, perahu, noken kain timur, tengkorak pemimpin perang di Merauke, dsb.
Pemilik benda benda budaya ini adalah orang orang Papua dari Misol sorong sampai Merauke. Jika dibilang tempat pertemuan ini adalah istanah leluhur orang Papua, mereka akan tetap hadir dan hidup dalam istana Mambesak (Mambesak Bhs. Biak=Cenderawasih).
Mambesak sendiri adalah nama sebuah grup musik rakyat Papua yang dibentuk pada tanggal 5 Agustus 1978 oleh Alm. Arnold Clemens Ap dkk dibawah naungan Universitas Cenderawasih. Arnold Clemens Ap Bersama rekan rekannya mendirikan mambesak sebagai upaya nyata untuk mempertahankan jati diri musik, tari, seni drama dan puisi serta cerita rakyat asli Papua sebagai bagian dari upaya pendokumentasian kebudayaan Papua sebagai budaya nasional.
Arnold Ap adalah kurator pertama di Indonesia yang berasal dari Papua, budayawan, antropolog, dan musisi Papua yang dikenang selalu oleh orang Papua. Arnold Ap merupakan ketua grup Mambesak dan kurator Museum Universitas Cenderawasih. Ia juga memperkenalkan budaya Papua dalam acara radio mingguan yang diasuhnya dengan nama Pancaran Pelangi Sastra dan Budaya Irian Jaya.
Atas kerja kerja kebudayaanya, kemudian negara Indonesia mencurigai gerakan kebudayaan yang dibangunnya sebagai upaya-upaya untuk kemerdekan Papua kemudian Pada 26 April 1984, Arnold Clemens Ap di bunuh oleh Komando Pasukan Sandi Yudha sekarang Kopassus di Pantai Base G, Distrik Jayapura Utara.
Waisan Arnold AP berupa benda benda budaya yang dikoleksinya, penelitian penelitian kebudayaan, lagu lagu bahasa daerah dari masyarakat Papua dan sebagainya yang masih tersimpan rapi di museum uncen yang juga merupakan Istana Mambesak.
Dengan dibentuknya Mambesak Grup Musik ketika itu rupanya mendapat sambutan hangat di hampir seantero Tanah Papua. Rakyat Papua dari berbagai wilayah ada yang mengirim sendiri syair lagu maupun cerita rakyat dan mopnya ke Museum Loka Budaya Antropologi Uncen yang dijadikan sebagai Istana Mambesak.
Barangkali berbeda sekrang dan dahulu, Istana mambesak akan ramai bila ada event kebudayaan atau kedatangan tamu dari domestic dan mancanegara.
Wajah Arnold Ap akan dipanjangkan oleh anak-anak muda saat dimana mereka memperingati hari lahir mambesak tahu hari kematian Arnold Ap di depan istana mambesak, sambil bernyanyi lagu-lagu warisan mendiang Arnold AP.
Banyak orang biasa berspekulasi tentang mistis, roh roh leluhur nenek moyang papua, bahkan ada pula yang apatis.
Orang orang kerap mengatakan, Istana Mambesak itu angker karena ada roh roh leluhur yang tinggal Bersama benda benda budaya di Museum. Begitu kata orang orang kerap mengunjunginya, walaupun terdengar agak sedikit aneh, karena istana mambesak juga merupakan rumah budaya OAP dianggap orang demikian.
Warga Papua khususnya di kota Jayapura kadang merayakan hari-hari besar kebudayaan orang Papua terngiang tabuhan tifa, gitar ukulele, iringan gitar berbunyi nyaring sebari anak-anak muda, mahasiswa, bahkan orang orang tua ramai ramai mengunjungi istana mambesak untuk menyaksikan pentas seni atau peringatan kematian Arnold Ap, atau perayaan hari lahirnya Grup Musik Tradisional Mambesak.
Meskipun istana mambesak terletak di tengah kota Abepura, Jayapura, namun saat menggelar acara acara peringatan hari-hari kebudayaan orang Papua atau non Papua bahan anak anak lahir besar di Papua merasa “apastis” dengan pentas pentas seperti itu atau masa bodoh bahkan sebagian orang merasa kegiatan itu hanya untuk segelintir mahasiswa, aktivis yang mengkonsolidasikan diri dan menggalang massa untuk memberontak pemerintah Indonesia. Pandangan orang orang “apatis” seperti begini justru jauh dari misi Arnold C. Ap dalam menumbuhkembangkan budaya Papua.
Selain hari hari biasa istana mambesak yang terletak di jalan raya abepura sentani, dekat dengan jalan namun para pengemudi roda dua dan roda empat hanya melirik istana mambesak tanpa ada niat untuk mengunjungi tempat yang menyimpan sejuta cerita, seni, budaya, sastra dsb, yang orang Papua punya.
Sesekali istana mambesak itu dikunjungi turis dari amerika, eropa, dosen, peneliti, dari luar pulau Papua yang menyambangi istana mambesak untuk melihat Papua lebih dekat dengan koleksi benda benda budaya Papua.
Pengunjung lokal dari Papua seperti anak-anak pelajar, di port numbay yang menghampiri istana mambesak untuk mempelajari tentang benda benda budaya, mereka dating untuk foto foto, dengan koleksi benda benda budaya yang ada, seusai pulang ke rumah mereka istanah mambesak Kembali sepi.
Tetapi istanah mambesak ini kalau tidak ada pengunjung istana mambesak selain sepi terkadang juga, warga papua duduk menungaki miras di teras sisi utara istanah mambesak, biasanya banyak botol miras berserakan di tempat itu.
Museum akan ramai apabila ada pergelaran pentas seni, diskusi diskusi, orasi orasi pelanggaran ham, dari aktivis Gerakan kemerdekaan Papua, tetapi juga dari LSM dan kunjungan turis di Istanah Mambesak itu.
Komunitas sastra Papua juga sering melal kegiatan diskusi, launching buku, seminar, pelatihan menulis, di aula sisi utara Gedung ini. Komunitas ini mengambil estafet Arnold Clemens Ap dalam hal sastra, menumbuhkan literasi di tanah Papua hal itu pernah dilakukan oleh Arnold Clemens Ap di istanah amabesak dengan program acaranya Pancaran Pelangi budaya Papua.
Para pengikut Arnold apa kemudian merumuskan sebuah wadah dengan namanya mambesakologi, untuk penyelamatan dan pengembangan gagasan besar Arnold C. Ap demi misi penyelamatan kebudayaan Papua di tengah arus global yang sangat laju.
Sebagian warga yang sadar kadang mewariskan pemikiran Arnold C. Ap dengan cara dan gaya mereka, entah di ruang maya atau dimanapun mereka berada, atau pula yang apatis terhadap budaya cermin jati dirinya. Satu hal yang mesti disadari bahwa untuk mengunjungi istana Mambesak di datangi oleh orang orang dari mancanegara, sementara kitorang yang hidup di Tanah Papua masih berefleksi tentang kebudayaannya.
Istana Mambesak adalah sebuah Puisi yang datang menyapa Papua, saat ini yang bisa kulakukan adalah mengambil dan menggoreskan kisah ini di lembaran kertas polos.
Inilah sebuah cerita, cara saya merangkai pengalaman pengalaman menjadi kalimat kalimat dalam sebuah catatan untuk menyapa hati kita sekalian bahwa kita mempunyai istana budaya yang mencerminkan anda dan saya berada dalam di istana Mambesak.
Masih mungkinkah dengan kesadarn kolektif warga Papua akan memeriahkan hari hari besar kebudayaanya di depan istana mambesak.