KOSAPA Gelar Diskusi Literasi

Perempuan Papua penggerak literasi - Doc. Kosapa
Perempuan Papua penggerak literasi - Doc. Kosapa

The Papua Journal – Komunitas Sastra Papua yang akrab dikenal dengan sebutan KOSAPA dan upaya membangun literasi serta sumber daya manusia di tanah Papua pada umumnya dan terlebih khususnya bagi perempuan Papua.

 

Penulis dan pengajar, Alfrida Yamanop berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada puluhan pelajar dan mahasiswa Papua di Jayapura tentang ‘Peran Perempuan Papua Dalam Membangun Literasi’ bertempat di Asrama Putri Nabire, Perumnas I, Jayapura, Papua, Jumat (17/02).

 

“Perempuan yang cerdas melahirkan generasi yang cerdas sehingga perempuan Papua harus bias membiasakan diri untuk menulis dan membaca serta menghitung,” ajak perempuan Papua yang sudah tertarik menulis puisi sejak 1992 ini dalam penyampaikan meterinya.

 

Bacaan Lainnya

Pada kesempatan itu, perempuan Papua yang sudah menulis buku Kumpulan Puisi: Seribu Mahkota Mawar ini juga berbagi cerita pengalamannya terjung dalam dunia tulis menulis.

 

“Banyak cerita yang dapat kita tulisakan, baik itu tentang cerita rakyat, adat dan budaya dan masih banyak hal yang ada di tanah Papua dapat menjadi bahan cerita,” jelas penulis Novel Lembayung Senja yang diterbitkan pada tahun 2017 ini.

 

Menurut Alfrida Yamanop, menulis sangatlah penting untuk mengenalkan Tanah Papua ke luar. Tidak hanya itu, menulis juga merupakan bagian dari literasi. Literasi membuat seseorang memahami segala hal dengan baik.

 

Pada kesempatan itu, perempuan Papua yang juga pernah ikut serta dalam proyek dua buku antologi puisi yaitu Antologi Puisi Melawan Kekerasan Seksual (2014) dan dan Antologi Puisi Penulis Indonesia Timus, Isis dan musim-musim (2014) menceritakan soal minimnya penulis perempuan di tanah Papua.

 

“Penulis perempuan dapat dihitung dengan jari, salah satunya adalah Aprila Wayar dan saya sendiri,” kata Alfrida Yamanop memberi semangat kepada peserta yang ikut dalam kegiatan tersebut.

 

Dia juga meminta supaya memanfaatkan media sosial untuk menulis panjang yang dapat mendidik siapa saja yang membaca.

 

Lagi-lagi Alfrida Yamanop menegaskan agar generasi muda Papua untuk segera membiasakan diri untuk membaca, menulis dan menghitung.

 

Akhir dari pemaparan materi, Fransiska Petege yang juga juga sebagai salah satu pengiat literasi dan dalam kegiatan kali ini berlaku sebagai moderator memberikan kesempatan kepada peserta untuk sharing dan diskusi serta membuka sesi tanya jawab.

 

Akhir dari kegiatan ini, mewakili koordinator KOSAPA, Meky Tebai mengucapkan terima kasih kepada pemateri dan kepada badan pengurus asrama putri Nabire yang telah menyediakan tempat dan waktu serta kepada seluruh peserta yang dating mengikuti kegiatan ini.

 

“Lierasi pertama yang kita terima adalah melalui mama. Seorang mama ada sosok pertama dalam pengembangan literasi,” jelas Meki Tebai.

 

Pada kesempatan itu juga, ia mengatakan semua karya yang ditinggalkan oleh Alfrida Yamanop karya yang luar biasa untuk tanah Papua.

Pihak KOSAPA juga memberikan satu karton buku bacaan kepada badan pengurus asrama Putri Nabire.

 

Pihak KOSAPA berharap apa yang telah mereka sumbangkan dapat menjadi bekal untuk membangun literasi di tanah Papua terutama kepada penghuni asrama Putri Nabire.

 

Pihak badan pengurs asrama Putri Nabire juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pemateri dan KOSAPA juga kepada seluruh peserta yang dating meluangkan waktu bersama di asrama putri Nabire.

Dirasa tidak cukup hanya penyampaian materi, maka pihak KOSAPA, Pengurus Asrama Putri dan Alfrida Yamanop sepakat untuk melakukan pelatihan menulis.

 

“Hanya terima materi saja saya rasa tidak ckup, untuk itu dalam waktu dekat kita akan mengadakan pelatihan menulis. Tulisan-tulisan yang nanti dihasilkan akan dibuatkan buku,” jelas Alfrida Yamanop yang juga pengajar di Universitas Cenderawasih ini.

 

Alfrida Yamanop berharap dapat memberikan motivasi kepada generasi muda Papua untuk membaca dan menulis. Hal ini perlu dilakukan karena Papua masih kekurangan penulis baik itu fiksi dan non fiksi. Bahkan penulis Novel Perempuan Papua dapat dihitung dengan jari.

 

Maka menurutnya, salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan literasi generasi muda di Papua adalah dengan memberikan motivasi, pengenalan serta pelatihan tentang

 

Maka menurutnya, salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan literasi generasi muda di Papua adalah dengan memberikan motivasi, pengenalan serta pelatihan tentang pentingnya literasi secara dini pada pelajar.

 

Reporter : Agustina Doo

Editor : Manfred Kudiyai

 

Sebelumnya dimuat di : Thepapuajournal.com

Pos terkait