Oleh : Obock I Silak
Jayapura (Ko’SaPa) – Tokoh Perempuan Papua Miryam Ambolom mengatakan, warga jemaat bahakan intelektual Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua khususnya GKI di Yalimu harus bersatu melindungi warga jemaat dan rutin melakukan pembinaan hal hal positif demi kemajuan generasi muda gereja.
“Saya mengajak kita semua bersatu tidak boleh orang lain masuk mengklaim sebagai wilayah pelayanan mereka, karena kita tidak bersatu, Wilayah pelayanan GKI-TP di Pegunungan ada di daerah Baliem dan Yalimu, tidak ada di tempat lain. Walaupun ada di tempat lain, itu karena perkembangan kabupaten. Setiap orang GKI-TP yang bertugas di kabupaten itu sehingga ada GKI-TP disitu,” katanya saat melakukan kegiatan diskusi panel dalam rangka pekabaran Injil di daerah Yalimu 24 Maret 1961, di Asrama Liborang, Padang Bulan, Rabu (22/03/2023).
Ambolom mengatakan, yang menjadi basis GKI di wilayah Papua pegunungan hanya ada di Baliem dan Yalimu. Oleh sebab itu para jemaat, hamba tuhan, intelektual, ibu-ibu harus bersatu menyelamatkan gereja tapi juga umat Tuhan.
“Kita harus bersatu untuk gereja ini, sehingga kedepan terlibat dalam pelayanan pendidikan, kesehatan, sosial politik dan lain-lain,” kata Anggota Rukun Keluarga Angguruk Pronggoli Panggema Kosarek (RK-Anpropakos-Yalimu) itu.
Jelang Perayaan HUT GKI di Yalimu
Ambolom mengatakan, menjelang HUT GKI di Yalimo yang akan jatuh pada 24 Maret tahun 1961 pihaknya melaksanakan berbagai kegiatan positif. Ada kesadaran bahwa kita melakukan hal positif diskusi panel begini sehingga kita tidak akan melupakannya, ini suatu hal yang baik untuk generasi muda yang berikut setelah 62 Tahun.
“Ini terus dilakukan, ke depan temanya berubah secara kontekstual lagi. Jadi tema hari ini secara umum hampir sama seperti beberapa bulan lalu. Diskusi panel bukan saja hari ini. Kita diskusi dalam diskusi panel seperti ini lagi, karena ada banyak kepentingan, misalnya tadi bicara soal hal positif dan negatif. Untuk mengurangi hal negatif itu, anak-anak ini perlu di bina. melalui diskusi panel seperti ini, sehingga mengenal cara bertukar pikiran dan menyampaikan hal yang baik,” katanya.
Ambolom mengatakan, dampak dari pekabaran Injil berarti menyelamatkan jiwa jiwa bagi anak-anak Injil, segala sesuatu yang ia lakukan berdasarkan di dalam injil, merasa bertanggung jawab untuk menyampaikan hal yang benar, sekolah dengan baik, memikirkan masa depan dan gereja.
“Selesai sekolah lalu kembali ke daerah masing-masing bertanggung jawab untuk terlibat langsung dalam kegiatan pelayanan. Menjadi Guru, Pdt, mantri, dokter. akan ada seperti itu, kalau ada diskusi seperti ini,” jelasnya.
Ambolom menekankan diskusi panel bukan saja hari ini, karena tanggal 24 Maret itu, bisa juga di hari lain untuk menambah wawasan kita, dalam kegiatan seperti ini, kita buat diskusi yang lebih bagus lagi.
“Saya harapkan agar dalam diskusi besok-besok dapat hadirkan senior tidak dari Yalimu saja. Tetapi hadirkan juga orang-orang yang di luar lingkungan kita. Membagi informasi kepada mereka, hal itu saya rasa sangat positif,” ujarnya.
Ambolom mengingatkan diskusi panel seperti ini tidak boleh terbatas pada daerah pelayanan Klasis Yalimu Angguruk, untuk injil masuk tanggal 24 Maret di Suwele-Piliam,Yalimu. Tetapi boleh melibatkan teman-teman dari Klasis Balim Yalimu, Klasis Yalimu Elelim, Balim Selatan dan lain-lain. Karena saya pikir kita dari wilayah pelayanan Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI-TP).
“Berharap anak-anak ini menjadi orang yang memiliki rasa bertanggung jawab tinggi, mandiri dan mengutamakan Tuhan. Mereka mengutamakan Tuhan dalam hidupnya, pasti akan dituntun, memastikan keputusan untuk masa depannya, membangun kampung halaman, daerah dan kabupaten,” harap Miryam.