Oleh : Jhon Pakage
Dengan tangan gemetar cewe yang bernama Lia ini memegang hand phonnya (HP) dan melihat foto Luki cowoknya bergandeng mesrah dengan wanita lain.
Ia, tak kuasa menahan sedih. Rasa emosi dan kecewa menjadi satu. Sesak rasanya dada ini. Dunia terasah hampa. Betapa tidak Lia sudah yakin percaya dan tulus mencintai Luki tetapi nasib berkata lain. Luki mengkhianati Lia di belakang.
Lia menangis sejadi jadinya karena itulah yang bisa ia lakukan. Ini merupakan ungkapan cinta dan penyesalan serta sirna semua harapan dan kepercayaan Lia kepada kekasihnya.
Disaat cinta Lia sedang mekar kini pupus sudah. Luki bergandeng tangan bersama seorang gadis yang usianya dibawa Lia.
Norma teman Lia sudah memberikan bukti foto pacar Lia selingkuh. Padahal sejak lama norma sudah memberikan informasi secara lisan bahwa Luki ada cewek baru tetapi selama ini Lia tidak percaya karena Lia Sangat mempercayai Luki.
Setelah ada bukti foto dan video luki bersama wanita lain barulah Lia percaya. Melihat lia terus menangis norma terus memberikan semangat dan berusaha menghibur tetapi memang tak muda bagi Lia harus tenang dan kuat.
Pagi hari di pertengahan bulan Agustus 2023 waktu itu hari jumat. Lia mengendarai motor miliknya menujuh kantornya. Lia bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang penjualan kendaraan bermotor di kawasan kota kota Nabire, Papua Tengah.
Seperti biasa sebelum berangkat ia berpamitan kepada kedua orang tuanya dengan memberi salam hormat. Ia berlalu menujuh tempat parkir motornya di samping rumahnya kemudian ia naik dan star motor metiknya lalu dengan perlahan meninggalkan halaman rumah menujuh jalan Supratman lalu berbelok lagi ke jalan Ahmad Yani.
Saat ia menyalakan lampu sein untuk berbelok ke kanan ia melihat lampunya tak menyala sehingga ia mengarahkan aba aba dengan tangan kanannya tanda untuk ia hendak belok ke kanan sementara ia membanting stir motornya tak sangka sebuah motor dengan kecepatan tinggi menabrak Lia.
Tak pelak kecelakaan terjadi. Lia dan motornya jatuh. Sementara si pengendara motor yang menabraknya ini terlentang jatuh di beberapa meter didepan Lia. Keduanya tak sadarkan diri.
Lia terbangun dari pingsannya. Ia sadar ketika dirinya sudah ada di rumah sakit umum daerah. Ia membuka mata perlahan lahan dan menggerakkan tubuhnya. Ia baru tahu rasa sakit di beberapa badannya.
Kakinya terasah sakit sehingga ia perlahan melihat ternyata kakinya patah. Tulangnya patah. Lia melihat ada kedua orang tua serta beberapa keluarga ada di sampingnya.
Kakinya yang patah tersebut sudah terikat dan dililit perban. Mamanya terus menangis melihat anak gadisnya menderita kesakitan menahan perih luka kakinya yg patah.
Berapa hari Lia diopname dirumah sakit dan selama itu pula pacarnya Lia si Luki tidak datang menjenguk walaupun hanya sebentar. Entah apa yang luki lakukan di luar sana.
Setelah dokter mengatakan Lia Sudah bisa pulang dokter memberikan sejumlah resep untuk dapat diambil dan beli obat diluar lia bersama keluarganya keluar menujuh kendaraan untuk ke rumah mereka.
Lia berjalan di dorong dengan kursi roda sampai di parkiran mobil. Ayahnya ke parkiran mobil untuk menepi mendekati Lia berada. Dengan perlahan Lia masuk kedalam mobil ayahnya. Setelah mamanya menutup pintu mobil barulah mereka berjalan pelan-pelan keluar meninggalkan halaman rumah sakit.
Dua Minggu setelah Lia beristirahat di rumah sambil minum obat yg diberikan dokter Lia mulai membaik. Ia sudah bisa berjalan melangkah kan kaki. Mula mula Lia melatih berjalan dalam rumah tetapi kini sudah bisa berjalan keluar dihalaman rumah.
Sementara itu hendphon Lia bergetar ia melihat siapa gerangan yang telpon. Dalam hati berharap Luki pacarnya yg menelepon nya. Bukan Luki pacarnya yg tak pernah jenguk dan bertanya kondisi Lia melainkan normal teman akrabnya yang menelepon.
Halo Lia apa kabar?
Sudah baik ya.
Setelah Lia berbicara dengan norma lalu norma meminta ijin untuk mengirimkan foto dan video pacarnya si luki bersama wanita lain.
Baru keluar dari rumah sakit kini harus menerima kenyataan buruk. Sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Jhon Pakage adalah Penulis Lepas. Ia, Pendiri Majalah Cermin Papua pada tahun 2012 yang berbasis di Jakarta. Kini Jhon Pakakage tinggal di Ibu Kota Provinsi Papua Tengah, Nabire.