Ingatan Cinta Dalam Kerinduan dan Cinta Revolusi

Ilustrasi
Ilustrasi

Karya Alex Giyai

Sesuatu yang tercipta untuk kehidupan, jika sudah waktunya akan pulang. Iya, pulang pada pelukan damai dalam asri. Tugasnya hanya satu ialah ‘siasati’ dan lebih banyaknya percaya pada kekuatan diri sendiri untuk membaca, mengatur dan melangkah. Karena untuk apa lagi berharap sebanyak doa ‘pada’ dunia lain. Jikalau bukan tunduk girang, gerah dan meronta dari persadamu sendiri. Bila dunia luar tak terlacak, setapak jalan tak mengarah pada puncak atau seluruh penjuru mata angin dunia hanya datang meniup “lambai” mengelus sekejap di dadamu.

Ada banyak cinta musti dirayakan bersama, di saat-saat hati tersayat sembilu di belati predator sang tirani. Bersua dalam kolektif, bersemi dengan buaian-buaian tawa sambil membagi cerutu. Tak ada yang lebih sulit katimbang bersekutu, kekasih. Yang rela memberi rasa, tanpa ingin terbagi rindu. Yang rela meluruskan kata, tanpa ingin di belokkan bahasa dan yang rela berpadu satu, tanpa ingin terhengkang sendiri. Ketika semua rindu bertumpuk dalam harapan yang sama dalam khalbu ialah kebebasan.

Ingatan sama panjang dari sebuah kerinduan, kekasih. Keduanya tak pernah berhenti dari proses yang ingin di lakoni tuk di juangkan. Ia memang panjang dari waktu yang terus berlalu pergi menjemput esok dan esok pun akan membawa datang luka itu dalam kerinduan dan ingatan yang sama pula. Maka, tugas utamamu rebahkan hati dari amarah yang sporadis dan menepis kecemasan yang terkebiri dalam jiwamu yang spontanis, supaya dalam kesesiasatan yang di meditasi matang secara kolektif itu bisa perjuangkan dengan harga masing-masing dalam peranan masing-masing secara terarah dan teratur sesuai stratak.

Bumi Koloni, 11/01/21

Giyai Aleks

Bacaan Lainnya

 

Api Asmara Di Jalur Revolusi

 

Hati membara di bakar api cinta

hangat segar dalam sanubari

langkah cinta nan juang menyatu

dalam rindu yang bercinta sejarah

 

Biarkan ia membara dalam jiwa, o sayang!

di bakar hangus oleh api asmara

menghangatkan hati yang gersang

eratkan jiwa demi baluti luka negri kita

 

Adakah hidup lebih bahagia, o sayang!

dari hati yang slalu dibakar penguasa

padamu kasih kita setia pada bangsa

demi pembebasan melebur mesra

kasmaran di jalan-jalan revolusi

 

Adakah hati lebih gembira, o sayang!

dari luka yang slalu disayat penjajah

padamu sayang rindu pada kemerdekaan

cinta kita kembang dalam jalan revolusi

melepaskan maklhuk yang tertindas

 

Oh sayang, kekasih hatiku

bawalah dirimu kita bercumbu bibir

dan saling bergenggam jemari erat-erat

kepakkan tangan kiri berdua bersama

terjang tumbuk pada tirani-tirani benggal

yang berserakan di penjuru bangsa kita

 

Hollandia, 01/08/17

Aleks Giyai