Oleh: Igir Al, Qatari
Bila cinta telah memilih hatimu untuk bersujud
Memberikan semua pemujaan pada keindahan
Maka tiada ruang bagi jiwamu untuk mengelak
Saat kerinduan memborgol segalanya dalam kepasrahan
Dunia tak lagi indah hampa arti
Samudera airmata menenggelamkan raga
Kesunyian menganga dalam ruang kebingungan
Diantara siksa rindu kian menggunung
Dunia menangisiku
Dalam keterjagaan tanpamu
Keheningan memenjarakanku
Diantara lamunan menelanku
Wajah malam berseri saat langit bermahkotakan purnama
Air dilautan pasang penuh riak membelai samudera
Lolongan anjing malam senandungkan gelisah anak negeri
Tangis bayi diputing ibunya mengiba kabarkan kemelaratan
Cinta dimanakah dikau berada
Kami mencarimu dalam jejak airmata bunda
Janganlah pamerkan keprihatinan melanda
Saat kemesraan hilang canda
Apa yang dapat diperbuat oleh kasih sayang
Andaikan kenyataan memelas didebar jantung sepi
Haruskah kepasrahan terpeluk keserakahan tak berdaya
Ditangan saudara sendiri saat berkuasa
Oh Yesus Kristus lihatlah salipMu yang agung telah patah
Remuk dijemari penguasa negeri
Oh Muhammad lihatlah Al, QuranMu yang suci hangus sudah
Terbakar keserakahan lahirkan aib negeriku
Berjuta doa doa menikam rasa
Penuhi lidah dirajam kata terbata
Kenyataan memudar diujung altar kudus
Sembah sujud pasrah diatas sajada airmata
Seandainya dana OTSUS dikelola secara baik
Tanpa ruang lahirkan korupsi
Percayalah tak ada kemelaratan yang memperlihatkan
Rakyat Papua terpenjara kenyataan dikubangan kemiskinan
Ini adalah kisah nyata yang buram
Ditenggelamkan tragedy kesunyian yang haram
Diantara teror keprihatinan yang seram
Papuaku dikau bermahkotakan kepentingan yang suram.
PERTAPAAN JIWA
02/04/20
” Aku tak ingin terjaga sendiri. “